Header Ads

Aku insan yang tak punya hati tuk mencinta

Aku tak mempunyai hati untuk mencinta. Meletakkan segala ambisiku untuk sekadar bertekuk lutut kepada seorang kekasih. Terlalu banyak bintang yang ingin kupetik hingga kusadar masaku terus merambat. Menuntunku ke dalam keabadian yang kelak menjemputku. Entah bebal atau terlahir tak mempunyai hati, jiwaku terasa lurus dan tak bisa dibengkokkan. Aku terlalu sering menatap kehidupan dengan muka yang lurus-lurus, tanpa mau menunduk atau sekadar menoleh. Inikah berarti diriku tak mempunyai hati untuk mencinta?

            Aku tak ingin melukai hati siapapun. Tak ingin keburukanku menjadi beban bagi orang yang mencintaiku. Aku tak ingin ini terjadi. Biarlah aku menahan beban itu sendiri hingga tak mampu lagi berdiri. Dan aku kemudian berpaling kepada Tuhan. Menceritakan semua keluhanku. Tuhan mengapa kau tak mengirimkan kekasih untuk membantuku. Sebuah ciri khas manusia sesungguhnya. Berpaling kepada Tuhan di saat hati telah limbung.

            Bagaimana aku harus memerankan hidup ini jika hatiku masih seperti ini? Tak mau tunduk oleh cinta, kasih sayang, dan keindahan? Yang ada dalam pikiranku, semua harus berpihak kepadaku. Tak ada tawar menawar dan tak ada sisi lembut yang bisa memperhalus hatiku. Oh, mengapa ini bisa terjadi? Aku tak kuasa melepaskan semua kekakuan ini. Semuanya menjadikanku semakin hancur dan tak bisa keluar dari lubang pekat. Ia terus saja mengisapku jauh masuk ke dalamnya. Hingga aku tak mampu lagi.

            Keledai itu berjalan menempuh hidup.

Tidak ada komentar