Header Ads

Garong Desa ala Robin Hood

Tukang garong segera beraksi. Mengintai sebuah rumah kosong. Mereka berjumlah tiga orang. Tak berpakaian layaknya garong, tapi mereka mengenakan gamis. Sebuah penyembunyan identitas yang sempurna. Waktu belumlah menunjukkan angka dua belas. Masih tersisa lima belas menit. Mereka memilih jam itu karena di saat itulah warga sedang melakukan shalat tahajud. Kala air mata warga meleleh, para garong melancarkan aksi bejatnya. Merampok rumah orang terkaya di kampung itu.

            Pimpinan garong berada di sisi terdekat pagar. Di rerimbunan pohon. Dia memegang sebuah ponsel untuk mengkoordinasikan serangan. Sementara itu, satu orang anak buahnya berada di gang masuk kawasan elit itu. Berjaga-jaga jangan sampai orang lain tahu aksi mereka. Telepon genggamnya masih di saku dan dimatikan nada deringnya. Tak jauh dari anak buah pertama, garong ketiga berpura-pura shalat di masjid. Mengomat-ngamitkan sesuatu, dia terus mengawasi orang-orang yang tengah melakukan iktikaf. Bila ada gerakan mencurigakan, sudah barang tentu sebuah pesan singkat terkirim ke pimpinan garong.

            12.00 malam tepat ...

            Angin tak bertiup. Suasana tenang tanpa tanda-tanda seseorang melakukan kegiatan. Warga desa telah terlelap. Menggunakan sebuah alat, pimpinan garong itu membobol gembok gerbang. Hanya dengan sekali napas, pintu pun terbuka. Satu menit kurang beberapa detik.

            12.00.56 malam ...

            “Kalian segera ke target.” Pesan singkat terkirim ke dua nomor ponsel.

            Dengan gerakan sigap, ketiga garong telah berkumpul di serambi rumah pejabat elit. Patut dipertanyakan mengapa rumah seluas itu tak mempunyai satpam. Atau beberapa orang pembantu untuk menjaga kekayaan rumah. Keberuntungan berpihak kepada para garong. Keteledoran elit itu membuat kreativitas para garong makin terasah. Sebentar lagi kekayaan elit itu, haram maupun halal, akan berpindah tangan. Secepat kilat. Secepat elit itu merampok harta rakyat.

            Pintu rumah dibobol ....

            Dalam hitungan menit ke menit, kelihaian dan kelincahan para garong dipertontonkan secara fantastis. Tak ada cela dan tak pula teori penggarongan terlewatkan. Semua berlangsung sesuai rencana. Aman, praktis, dan efisien.

            Sebelum membawa kabur berbagai barang berharga, pimpinan garong menuliskan pesan di secarik kertas:

            “Terima kasih atas kebaikan bapak elit. Sebagian dari hasil penjualan barang rampokan kami, akan kami salurkan kepada yang berhak. Semoga amal bapak menjadi jalan baik menuju surga. Amin.”

            Aksi garong kreatifkah?

 

 

 

Tidak ada komentar