Header Ads

Salahkah Aku Bila Ingin Beralih Status Kewarganegaraan?

Entah apa yang membuatku terus bermimpi dan berkhayal. Kadang mimpi itu terasa ganjil dan sering kali lepas dari logikaku. Bagaimana tidak, seorang lelaki lugu yang berasal dari kampung belantara berkeinginan untuk merajut semua angan-angan semunya. Di negeri orang. Tak jelas apa yang mendorongku untuk melajukan pemikiran ini. Aliran darah keluargaku tak mempunyai tradisi untuk bermimpi jauh hingga menyeberangi samudera. Tak ada sebuah kesepakatan gen dari keluarga besarku untuk sekadar menimba ilmu ke luar negeri. Aku tak hanya ingin belajar di luar negeri, tapi ingin menjadi warga negara di negeri orang. Pantaskah aku berpikiran seperti ini? Sebenarnya apa yang melatarbelakangi aku berkeinginan untuk menjadi pembelot bangsa? Tak jelas, tapi ini layak diurai satu per satu hingga mendapatkan kejelasan. Agar kala aku berkata demikian, tak lantas orang lain menyebutkan seorang lelaki sinting yang merindukan bulan. Supaya aku bisa mempertanggungjawabkan ucapanku yang sering kali diterjemahkan orang sebagai lelucon belaka.

            Awalnya aku hanya berkeinginan untuk mencoba keberuntungan mendapatkan beasiswa. Namun lambat laun kenginan lain menyeruak dan seakan harus dibuang dengan menuliskan catatan ini. Ya, aku ingin menjadi warga negara di negeri orang. Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh beasiswa, tentu didahului dengan perbaikan bahasa Inggrisku, dan tes-tes yang kubayangkan akan menguras energiku. Lantas apakah negeri yang telah melahirkanku mempunyai kesalahan yang tak termaafkan hingga aku terbersit menjadi warga negara asing? Tak ada yang salah dengan Rindunesia, tak ada yang janggal dengan semua kekuatan yang dimiliki oleh negeri tercintaku, tak ada yang perlu disesalkan aku lahir di negeri zamrud khatulistiwa. Aku bangga menjadi seorang warga negara Rindunesia raya. Negeri penuh pesona yang harus kita syukuri keberadaannya. Tapi aku ingin melambungkan sekali lagi mimpi-mimpiku, ingin membangun negeri tercintaku dengan cara lain. Ingin membahagiakan orang tuaku dengan cara yang berbeda walaupun itu terasa aneh dan benar-benar di luar akal.

            Aku mencintai Rindunesia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Aku menyayangi Rindunesia apa adanya. Namun aku ingin membangunnya melalui jalan lain, yang sesuai hati nuraniku. Semoga saja ini hanya sebuah lelucon yang tak mungkin terjadi di kemudian hari. Tapi tetap saja, keinginan ini terus kupacu, mengenal budaya orang atau mengenal budaya Rindunesia yang “dibawa kabur” oleh negeri lain. Dan aku berniat untuk mencuri kembali harta itu, mengambilnya secara halus dari mereka para penjajah, aku menjadi warga negara di negeri mereka. Tentu aku akan menaati semua aturan yang berlaku di sana, dan aku akan menjujung hukum di sana, dan aku akan menuliskan catatan indah dari sana. Aku akan mengirimkannya ke Rindunesia.

            Mungkin untuk sebagian orang aku terkesan sombong ataupun terkesan terlalu obsesif dengan khayalan nan menggelegak, tapi berkali-kali aku memohon kepada Tuhan semoga aku dijauhkan dari pikiran seperti itu. Jujur aku ingin mengembalikan kejayaan nusantara yang telah dicuri oleh negeri lain. Aku ingin menyusup tapi aku juga ingin melebur bersama mereka. Apakah pemikiran ini masih dianggap aneh? Apakah aku terlalu gila untuk berpendapat seperti ini? Ya Tuhan, izinkanlah aku memiliki mimpi-mimpi yang kadang aku sendiri tak tahu harus bagaimana untuk mewujudkannya. Aku hanya bermimpi, bermimpi, dan bermimpi. Semoga aku terbangun dari mimpiku dan kembali ke alam nyata. Dan segera melakukan tindakan nyata untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Semoga.

 

2 komentar:

  1. laah mimpi aja dipikir.. yuk barengan ke mama lorenz..

    BalasHapus
  2. y kamu aja yang mimpi Mad
    ini kan bukan mimpi tapi kenyataan hahaha

    BalasHapus