Header Ads

Atraksi Katak Ajaib

Katak jantan merapikan rambutnya. Kaki depan sebelah kanannya memegang sisir berwana merah muda. Kaki kirinya mengoleskan minyak rambut ke kepalanya. Lalu ia bersisir di depan cermin, air sungai yang tengah disinari rembulan penuh. Setelah itu ia merapikan dasinya, warnanya merah cerah dan berpadu serasi dengan jas barunya. Merasa belum puas berdandan, kaki depannya dicelupkan ke air sungai. Ia seakan belum percaya dengan minyak rambut, air sungai ditambahkannya ke rambutnya yang sebenaranya telah rapi. Menambah kepercayaan diri begitu ia berpikir.

“Kali ini aku harus berhasil menggaet si Lina, kodok cantik tetangga sebelah. Tak peduli kodok-kodok jantan lain, yang pasti aku harus melancarkan strategiku untuk mendapatkannya. Tunggu saja aksiku.”

Selesai merapikan diri, ia melompat-lompat menyusuri bibir sungai. Sambil bersiul-siul ia menuju rumah Lina. Dalam hatinya, ragu juga ia bertandang ke rumah Lina. Belum sekali pun ia bertemu dengan kodok pujaan kodok di seluruh dunia kodok. Rambut panjangnya, senyum kecilnya, dengan paras yang aduhai, nama Lina sebagai kodok penuh pesona menjulang dan membutakan semua kodok jantan di negeri Katak Berantah. Katak jantan itu menduga malam ini pasti Lina telah dibawa oleh pangeran katak, atau barangkali di depan rumahnya telah berkerumun para kontestan katak jantan lain. Hatinya gundah dan tak keruan. Tapi ia memantapkan diri untuk menuju rumah Lina. Dan akhirnya setelah melompat dalam kebimbangan, si katak jantan itu telah sampai di depan rumah kodok pujaannya.

“Rok ... rok kotok ... rek reketek ....”

“Siapa di luar sana?” Bukan suara merdu mendayu-dayu yang terdengar, tapi suara rendah kodok jantan nan berwibawa. Katak jantan itu menduga mungkin suara itu adalah suara si ayah Lina.

“Rek ... ereketek .... Perek ketekk ...”

“Lina sedang belajar. Tak bisa diganggu.”

“Prokotok ... rekotok ... pereketek ...”

“Besok siang saja. Jangan malam-malam mainnya. Tak baik katak jantan malam-malam main ke rumah cewek.”

“Prokkkk ....”

Tak kecewa, tak sedikit pun rasa sesal di hati si katak jantan itu. Di hari lain, ia akan bertemu dengan Lina. Besok hari setelah si Lina selesai sekolah, dan si katak jantan usai bekerja, pertemuan akan terjadi. Atau mungkin meminang langsung si Lina? Dan ia bersedia menunggu jika saja si ayah memintanya menunggu dua tahun. Waktu yang tak begitu lama, dan ia akan menyiapkan diri.

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar