Header Ads

Hari Tanpa TV, 22 Juli

    Mungkin, pengambilan tanggal sebagai hari tanpa TV didekatkan dengan hari anak nasional sehari sesudahnya. Ya, diharapkan sebagai gerakan moral untuk "melawan" kedigdayaan dunia pertelevisian yang makin parah.
    Aku mengenal hari tanpa TV juga baru di Bandung ini. Sebelumnya, gema gerakan ini tak terdengar sama sekali, bahkan di Yogyakarta sebagai kota yang lumayan besar juga aku tak mendengarnya. Apa mungkin telingaku kotor, ya?
    Sadar ataupun tidak sadar, sebetulnya guritan mematikan TV Rindunesia telah mulai menjerat leher kita. Berbagai acara yang tak mendidik, rendah kalori pendidikannya, dengan pasti membius masyarakat kita. Anehnya, kita seperti tak mengetahuinya.
    Sudah lama aku bertekad untuk menjauhi TV dan hanya memilih program yang memang dibutuhkan. Seperti acara musik dan berita, ya ... masih memungkinkan untuk dipilih. Itupun harus benar-benar kritis. Jika sudah banyak tontonan sadistis, aku segera menggantinya.
     Untung saja, aku tak mempunyai TV di kamar kos. Jadi, program hari tanpa TV sebetulnya dengan mudah aku praktikkan. Sebagai gantinya, aku tidur-an saja dan mendengarkan radio.
     Masalah apa efek buruk menonton TV, sudah pernah aku tulis di blogku terdahulu: Matikan TV!. Dan, aku tak mau mengulanginya, karena percuma! Berkoar-koar sendiri, ternyata kenyataannya memang seperti itu. Yaahhh, inilah Rindunesia!
      Aku masih mencari-cari seberapa efektifkah tindakan memboikot TV selama satu hari ini bagi kita. Apakah menjadikan kita semakin cerdas memilih program yang memang sesuai dengan kebutuhan batin kita? Ataukah sekadar tren yang sebentar lagi akan surut? Semoga usaha ini menjadi pencerahan kita untuk menjadi manusia pemilih sekaligus insan terpilih. Amin.

Lebih baik: Isi dengan membaca daripada menonton TV. Karena imajinasi membaca lebih baik dibandingkan jejalan ilusi dari kotak bernama televisi. Percayalah!




4 komentar:

  1. masih kah anda menonton tv hari ini.....:)

    BalasHapus
  2. nggak ... aku jarang dan banget nonton TV
    karena ga punya
    kalau nebeng di teman kos, muka mereka selalu cemberut

    BalasHapus
  3. Lebih baik: Isi dengan membaca daripada menonton TV. Karena imajinasi membaca lebih baik dibandingkan jejalan ilusi dari kotak bernama televisi. Percayalah!

    ---------------

    Siipp.. percaya deh :)

    BalasHapus
  4. Ok dongg
    thanks
    ni baru OL lagi di MP
    hik hik

    BalasHapus