TASIK TENGGELAM OLEH SAMPAH
'Bisa saja kita menambahkan batu akik ke campuran beton!' seru Pak Asep mantap. 'Itu bayangan konyol saja. Kita internasionalkan muatan Tasikmalaya!'
Garuk garuk kepala saya jadinya. Tiga tahun ke depan, sebagai dosen kita dituntut untuk meneliti ilmiah kasus kasus di sekitar kita yang menonjolkan budaya Tasikmalaya. Semisal lagi, "Pengaruh Konsumsi TO terhadap kinerja tukang kayu proyek". Unsur kelokalan musti kita angkat. Alah biyung, mumet bin migrain.
Namun, semua tantangan Pak Asep bisa kita sanggupi. Entah bagaimana caranya, mimpi mendekatkan dunia teknik sipil dengan kearifan lokal Sunda Tasikmalaya harus berwujud. Bagaimana caranya?
Baca baca jurnal sudah pasti itu. Cari cari permasalahan keteknikan di koran bisa juga. Secara Tata Usaha langganan Pikiran Rakyat dan Radar Tasik, manfaatkan saja info teraktual Tasik dari sana.
Tasikmalaya Krisis Kebersihan
Cakap pisan. Mantap sekali judul artikel di koran. Laporan itu menyebut produksi sampah domestik Tasik sudah melebihi kemampuan Tempat Pembuangan Akhir Tasikmalaya. Bisa bisa, kota ini akan tenggelam oleh sampah sebentar lagi. Begitulah pikiran saya.
Lalu, apa yang saya akan lakukan? Studi ilmiah apa yang hendak saya kehendaki? Ahhh, tidak akan saya sebutkan di sini. Abdi era .... Saya malu. Belum menemukan formula tepatnya, sih. Alibi saya! Unsur lomal apa yang bisa saya terapkan di kasus krisis sampah ini?
Wah, mari tidur dulu! Sudah mau sibuh, nih. Kita bobo, bangun bangun sudah ada solusi. Semoga ....
Post a Comment