SBY dan KUNJUNGAN BENCANA
Kabar SBY akan melewati Jogja tidak malah menenangkan warga malah banyak yang ribut. Saya mengamati dengan otak dan hati jernih dan bersih. Berita SBY tidak harus dibesar besarkan karena ia sudah besar. Jika SBY tengah membuat sensasi, katakanlah, anggap saja angin semilir yang menyibak rambut harum kita. Relaks dan anggun saja. Bukankah Ibu Ani sudah memberi contoh kita betapa berbicara harus lembut, terkontrol emosinya, dan tidak asal nyablak?
Saya sih berpikirnya simpel dan tidak negatip sama SBY. Masihlah saya menganggap presiden kita itu tak mungkin merugikan warga negaranya meski banyak yang menyayangkan respon terhadap Kelud sangat cepat sedangkan Sinabung sangat lambat. Tidak saya ikut ikutan menyangka ini akibat konstituen Jawa yang banyak dan harus diamankan SBY. Tidak setuju saya dengan itu. Bencana ialah masalah kemanusiaan dan tidak bisa dibanding bandingkan satu sama lain.
Anggapan saya SBY melewati Jogja yang terdampak oleh erupsi Gunung Kelud karena:
"SBY ingin memastikan perekonomian Jogja pulih dengan memberi sekadar lambaian tangan juga beberapa butir air mata yang meleleh di pipinya dan diseka oleh Bu Ani."
Saya meminta time out dulu untuk berpikir, ya!
"Baik saya lanjutkan. SBY lewat Jogja sebenarnya pengin memberi dorongan mental buat para penjual di Pasar Beringharjo. Ia memastikan Jogja urat nadi ekonominya itu bangkit agar toko toko sanggulnya buka biar Bu Ani bebas memborong aneka seni sanggul."
Namun di luar semua itu, alam punya cara tersendiri untuk mengingatkan kita untuk bijak kepadanya. Tak semata mata bencana, sebelumnya alam memberi jutaan kesenangan pada kita yang selalu luput kita syukuri. Dengan atau tanpa SBY, negeri ini terlampau tangguh takluk oleh apapun hal yang bersifat melemahkan semangat semuanya.
Salam bersemangat!
Post a Comment