Saat si Badak Gendut Membenci Tubuhnya Sendiri
Si badak gendut akhir akhir ini sering berkaca. Ia bergoyang ke kanan, kepalanya langsung pening lihat lemak di sana sini. Ia bergerak ke kiri, mukanya memasam mencermati selulit menjalari tubuhnya. Ingin si badak tonjok cermin di hadapannya, tapi ia urung karena dompet akan terkuras untuk beli yang baru. Setengah murka, ia balik kanan maju jalan m
enuju ruang tamu.
'Asu tenan, anjing betul, si Pawang kasih makan aku enak enak. Ini akibatnya, badanku meledak!' gerutu si badak sambil mengusap usap culanya yang melengkung runcing tajam.
Ada ensiklopedia di meja ruang tamu. Sengaja si pawang kebun binatang menempatkan si badak terpisah dari hewan lain, di sebuah vila, karena pesanan seorang konglomerat Jakarta.
'Kau rawat badak ini ya!' ujar si konglomerat pada pawang. 'Tak perlu kukatakan apa alasanku suruh kamu. Rahasiaku.'
Si badak sebetulnya enggan mengambil ensiklopedia karena ia tidak gemar membaca. Tapi ada yang menarik di sampulnya: gambar Unicorn.
Segera ia sambut ensiklopedia itu dan duduk di sofa empuk.
Seisi ensiklopedia adalah unicorn; mulai asal negerinya, cara berreproduksi, makanan favorit, zodiak, dan banyak lagi.
Si badak mengamati tanduk unicorn.
'Sama dengan culaku!' serunya. 'Cuma beda di bentuk badan. Dia langsing karena banyak berlari dan makan rumput. Sedangkan aku? Daging, KFC, burger, semua masuk ke perutku!'
Makin tersiksa hati si badak, namun seketika moralnya bangkit.
'Oke, aku ikut capoeira dan makan sayur dan buah!' teriaknya berdiri dari sofa. 'Tak kudu sama dengan unicorn, kuadopsi saja semangatnya.'
'Asu tenan, anjing betul, si Pawang kasih makan aku enak enak. Ini akibatnya, badanku meledak!' gerutu si badak sambil mengusap usap culanya yang melengkung runcing tajam.
Ada ensiklopedia di meja ruang tamu. Sengaja si pawang kebun binatang menempatkan si badak terpisah dari hewan lain, di sebuah vila, karena pesanan seorang konglomerat Jakarta.
'Kau rawat badak ini ya!' ujar si konglomerat pada pawang. 'Tak perlu kukatakan apa alasanku suruh kamu. Rahasiaku.'
Si badak sebetulnya enggan mengambil ensiklopedia karena ia tidak gemar membaca. Tapi ada yang menarik di sampulnya: gambar Unicorn.
Segera ia sambut ensiklopedia itu dan duduk di sofa empuk.
Seisi ensiklopedia adalah unicorn; mulai asal negerinya, cara berreproduksi, makanan favorit, zodiak, dan banyak lagi.
Si badak mengamati tanduk unicorn.
'Sama dengan culaku!' serunya. 'Cuma beda di bentuk badan. Dia langsing karena banyak berlari dan makan rumput. Sedangkan aku? Daging, KFC, burger, semua masuk ke perutku!'
Makin tersiksa hati si badak, namun seketika moralnya bangkit.
'Oke, aku ikut capoeira dan makan sayur dan buah!' teriaknya berdiri dari sofa. 'Tak kudu sama dengan unicorn, kuadopsi saja semangatnya.'
____
sumber gambar: indowebster.com
sumber gambar: indowebster.com
Post a Comment