Tudung tudung Neraka dan Surga
Bertudung bukan berjilbab. Menutupi kepala, hanya teruntuk menghindari panas. Bukan karena niat berTuhan. Bergaya di sepanjang jalan, berhenti sejenak, pamer kepada setiap yang menegur. Dan hati terpuaskan.
Tudung saji di meja makan. Di dalamnya, aneka gorengan yang gurih dan hangat. Siap disantap oleh seluruh anggota keluarga. Tidak berebutan, saling berbagi, mendekatkan diri untuk saling menerima. Apa adanya. Jika ada lebih besok hari, bolehlah nanti diulang kembali. Suasana yang sangat menagihkan ini. Tenang, waktu masih panjang untuk tetap menjaga perasaan. Dibina, tidak untuk dilenyapkan hanya karena kesal atau jenuh akibat goda yang lain lain.
Tudung menutupi segalanya. Tapi jika dibuka, semua tampak nyata. Antara niat dan hasil saling bersambung. Tak bisa satu disanjung, selebihnya dikikir habis hingga pangkal tak berbentuk benda lagi.
Mengerti menjadi inti segala hal.
Meribut di www.andhysmarty.multiply.com
Tudung saji di meja makan. Di dalamnya, aneka gorengan yang gurih dan hangat. Siap disantap oleh seluruh anggota keluarga. Tidak berebutan, saling berbagi, mendekatkan diri untuk saling menerima. Apa adanya. Jika ada lebih besok hari, bolehlah nanti diulang kembali. Suasana yang sangat menagihkan ini. Tenang, waktu masih panjang untuk tetap menjaga perasaan. Dibina, tidak untuk dilenyapkan hanya karena kesal atau jenuh akibat goda yang lain lain.
Tudung menutupi segalanya. Tapi jika dibuka, semua tampak nyata. Antara niat dan hasil saling bersambung. Tak bisa satu disanjung, selebihnya dikikir habis hingga pangkal tak berbentuk benda lagi.
Mengerti menjadi inti segala hal.
Meribut di www.andhysmarty.multiply.com
Post a Comment