Ronggeng dan Eksodus ke Amerika Latin

Sama dengan badak Jawa bercula satu, ronggeng juga sudah hampir pasti punah. Tinggal seorang di muka bumi ini. Prapti. Ia tinggal di sebuah gubuk reyot di kampung yang sangat dirahasiakan. Kenapa tak boleh ada wartawan meliput? Karena berbahaya. Gerombolan lelaki hidung belang kalau tahu mereka akan menculik si Prapti, menjebloskannya di satu ruang kecil

pengap, memerkosanya berangasan, atau membunuh mencincangnya.

Prapti selalu pakai topeng. Ke pasar membeli kutang, ke bank buat ambil uang sekadarnya dari pendonor, ia tak menampakkan jati dirinya. Bukan ia tak percaya diri. Tapi, alasan tadi, keselamatan dirinya.

'Beli apa, Bu?' tanya penjual ikan di pasar.
Prapti hanya menunjuk nunjuk gurita yang telah diasinkan.
'Berapa kilo?'
Sekarang Prapti mengacungkan telunjuk dan jari tengahnya.
'Dua kilo? Buat mbak sendiri? Saya panggil mbak boleh?' si penjual memindai Prapti dari rambut ke perut.
Mengangguklah Prapti. Ia pun tak ingin suaranya terdengar oleh orang lain. Karena sama berbahaya. Jika ia meluncurkan satu kata, kabarnya, orang yang mengajak ngobrol akan terbakar. Kabar itu sudah diyakini kebenarannya oleh banyak orang. 

 

 

Sumber gambar: papuj.blogspot.com