Kesal tak Berujung: Gatal SMS
Menunggu SMS dari sang pujaan hati. Lama tak dibalas. Kesal, kenapa dia melakukan itu. Padahal, aku membutuhkan sapa balik dari dirinya. Berjawab jinawab, menyalurkan energi romantis di antara kami. Ya, ini kisah anak muda. Yang sedang membara berahi asmara kami. Tak ada satu orang pun mampu memadamkannya.
Dan, surut semangatku malam ini. Bosan kumenunggu. Berpikir macam macam sudah. Ingin teriak sekencang kencangnya, melepas semua kebingungan. Akibat ia tak segera membalas apa yang inging tahu darinya.
'Hai, makan apa tadi?' tanyaku
SMS 1 belum dijawab.
'Kok ga dibalas. Lagi apa je?' SMS kedua berbunyi seperti ini.
Dalam batin, saat aku membaca ulang SMS yang kukirim, aku seperti orang gila yang lepas kendali. Hanya karena cinta. Bedebah apa itu yang bernama cinta.
'Wah, lagi bobo ya. Ya sudah, besok kita lanjut.'
Aku menutup perbincangan. Melempar tubuh ke ranjang, menutup muka dengan bantal. Membayangkan si doi sedang berjalan jalan dengan pujaan hati lainnya, yang lebih kaya lebih tampan dan lebih segalanya. Dibandingkan diriku yang tak berpunya. Atau, sahabat terdekatku ternyata menusuk dari belakang? Merebut kekasihku karena ia lebih cakap di bidang akademis?
Sialan, kuserapahi semua yang ada di dekatku. Meja, lampu, gambar dinding, segalanya. Ingin kumakan. Dan kutelan lalu kukeluarkan dalam bentuk tinja.
Malam, kau sungguh kejam. Kenapa aku tadi mengirim SMS. Sedangkan niatku dari pagi ingin mengulur hubungan ini. Biar dia merasa juga. Membutuhkan. Tidak hanya dibutuhkan.
Rasakan itu cinta. Matilah karena cinta. Tapi tidak ding. Besok aku coba menembus barikade hatinya. Dengan lebih baik. Yakin itu.
Meribut di www.andhysmarty.multiply.com
Dan, surut semangatku malam ini. Bosan kumenunggu. Berpikir macam macam sudah. Ingin teriak sekencang kencangnya, melepas semua kebingungan. Akibat ia tak segera membalas apa yang inging tahu darinya.
'Hai, makan apa tadi?' tanyaku
SMS 1 belum dijawab.
'Kok ga dibalas. Lagi apa je?' SMS kedua berbunyi seperti ini.
Dalam batin, saat aku membaca ulang SMS yang kukirim, aku seperti orang gila yang lepas kendali. Hanya karena cinta. Bedebah apa itu yang bernama cinta.
'Wah, lagi bobo ya. Ya sudah, besok kita lanjut.'
Aku menutup perbincangan. Melempar tubuh ke ranjang, menutup muka dengan bantal. Membayangkan si doi sedang berjalan jalan dengan pujaan hati lainnya, yang lebih kaya lebih tampan dan lebih segalanya. Dibandingkan diriku yang tak berpunya. Atau, sahabat terdekatku ternyata menusuk dari belakang? Merebut kekasihku karena ia lebih cakap di bidang akademis?
Sialan, kuserapahi semua yang ada di dekatku. Meja, lampu, gambar dinding, segalanya. Ingin kumakan. Dan kutelan lalu kukeluarkan dalam bentuk tinja.
Malam, kau sungguh kejam. Kenapa aku tadi mengirim SMS. Sedangkan niatku dari pagi ingin mengulur hubungan ini. Biar dia merasa juga. Membutuhkan. Tidak hanya dibutuhkan.
Rasakan itu cinta. Matilah karena cinta. Tapi tidak ding. Besok aku coba menembus barikade hatinya. Dengan lebih baik. Yakin itu.
Meribut di www.andhysmarty.multiply.com
Post a Comment