Jauh itu Indah, Kekasih: Kala Koas Mengganggu
Menebak kabar kekasih di jauh tempat. Ia menyelesaikan tugas kampus. Apakah ia baik baik saja? Pilek dan batuknya sudahkah sembuh? Semoga ia sehat. Kuyakin dengan banyak bergerak, badannya jadi tak ringkih. Dan memberinya doa adalah pilihan terbaik juga kepercayaan di kala kami berpisah.
Seminggu ia berjanji. Tak ada di kota tempat kami memadu kasih. Kini ia di pelosok, menemui orang orang ajaib dan hebat. Dan kuberi semangat, kusalurkan energi positip dari kota. Bagi dirinya. Bukan untuk meluapkan nafsu, tapi aku belajar untuk mengenal diri kekasihku. Mengetahui dirinya apa adanya. Tak harus menuntut istimewa karena itu kepunyaan Tuhan. Kami sama sama yakin mampu saling mengisi.
Entah sampai kapan hubungan ini bertahan. Memang, ketakutan kami adalah jarak. Suatu saat berpisah. Dan itu membuat kami gamang. Tapi, biarlah itu menjadi rahasia. Jikapun benar benar terjadi, kami tak pernah menyesali pernah bertemu. Kini kami menikmati kebersamaan, tanpa harus larut dalam berpikir akan perpisahan. Atau, sewaktu waktu kami putus karena rasa bosan menyambangi jiwa? Ah, itu hanya soal komunikasi. Harus dewasa bersikap. Ya semua menjadi risiko.Tak boleh mengeluh atas apa yang sudah diputuskan. Tuhan tahu siapa siapa yang tulus.
Menahan rasa rindu itu menyakitkan. Tapi juga mengasyikkan. Memberi kepercayaan ia, aku pun menjaganya. Meski godaan datang silih berganti, itulah ujian. Yang harus dilampaui bersama. Dengan kekasih yang sebentar lagi kembali. Bercengkerama langsung, tak hanya lewat telepon, mendengar suara indahnya, dan kebijaksanaan dirinya yang tanpa harap.
Kekasih, tidurlah setelah kerjamu meluluskan permintaan guru gurumu. Tetap jaga dirimu di sana. Dan aku tak berbuat onar di sini. Aku selalu berdoa, aku dan dirimu abadi.
Meribut di www.andhysmarty.multiply.com
Seminggu ia berjanji. Tak ada di kota tempat kami memadu kasih. Kini ia di pelosok, menemui orang orang ajaib dan hebat. Dan kuberi semangat, kusalurkan energi positip dari kota. Bagi dirinya. Bukan untuk meluapkan nafsu, tapi aku belajar untuk mengenal diri kekasihku. Mengetahui dirinya apa adanya. Tak harus menuntut istimewa karena itu kepunyaan Tuhan. Kami sama sama yakin mampu saling mengisi.
Entah sampai kapan hubungan ini bertahan. Memang, ketakutan kami adalah jarak. Suatu saat berpisah. Dan itu membuat kami gamang. Tapi, biarlah itu menjadi rahasia. Jikapun benar benar terjadi, kami tak pernah menyesali pernah bertemu. Kini kami menikmati kebersamaan, tanpa harus larut dalam berpikir akan perpisahan. Atau, sewaktu waktu kami putus karena rasa bosan menyambangi jiwa? Ah, itu hanya soal komunikasi. Harus dewasa bersikap. Ya semua menjadi risiko.Tak boleh mengeluh atas apa yang sudah diputuskan. Tuhan tahu siapa siapa yang tulus.
Menahan rasa rindu itu menyakitkan. Tapi juga mengasyikkan. Memberi kepercayaan ia, aku pun menjaganya. Meski godaan datang silih berganti, itulah ujian. Yang harus dilampaui bersama. Dengan kekasih yang sebentar lagi kembali. Bercengkerama langsung, tak hanya lewat telepon, mendengar suara indahnya, dan kebijaksanaan dirinya yang tanpa harap.
Kekasih, tidurlah setelah kerjamu meluluskan permintaan guru gurumu. Tetap jaga dirimu di sana. Dan aku tak berbuat onar di sini. Aku selalu berdoa, aku dan dirimu abadi.
Meribut di www.andhysmarty.multiply.com
Post a Comment