Masa Reses Paman Nahkoda
Nahkoda kapal menunggang kuda. Di daratan, di arena bermain anak anak, tempat melepaskan rasa mabok laut. Setelah di samudera berbulan bulan, dan hanya air asin yang menjadi santapan mata. Atau menunggu sinar mentari muncul dan tenggelam. Dan Paman Nahkoda sekarang bebas melakukan apa saja. Di taman memelototi para gadis berbaju seksi, minum teh panas atau kopi kental diiringi sesap rokok kretek. Semua berhak dikerjakan. Asal yang bukan maksiat.
Paman Nahkoda sangat gembira. Meski masih berada jauh dari keluarga, ia terobati barang sekejap. Bermain bersama anak buah kapal di arena bermain. Main lempar lempar koin, menonton sirkus, atau menggoda para badut yang sedang beraksi mengejar anak anak.
Seminggu saja berada di darat. Waktu sangat cepat. Berlalu dan menyisakan pertanyaan 'Kapan hidup akan berlabuh di darat untuk selamanya?'
Karena ahli, pusat uang beredar di antara laut, dermaga, dan pulau pulau yang hanya sebentar dikunjung. Selebihnya, cerita akan berlanjut.
Paman Nahkoda terus menunggang kuda. Hingga para anak buah mengajak pulang karena jenuh sudah.
Paman Nahkoda sangat gembira. Meski masih berada jauh dari keluarga, ia terobati barang sekejap. Bermain bersama anak buah kapal di arena bermain. Main lempar lempar koin, menonton sirkus, atau menggoda para badut yang sedang beraksi mengejar anak anak.
Seminggu saja berada di darat. Waktu sangat cepat. Berlalu dan menyisakan pertanyaan 'Kapan hidup akan berlabuh di darat untuk selamanya?'
Karena ahli, pusat uang beredar di antara laut, dermaga, dan pulau pulau yang hanya sebentar dikunjung. Selebihnya, cerita akan berlanjut.
Paman Nahkoda terus menunggang kuda. Hingga para anak buah mengajak pulang karena jenuh sudah.
Post a Comment