Menuju Gelar M.Eng
Memacu nyali tanpa ulu nyeri. Membarakan semangat menerima takdir. Mengubah, memohon, berharap jutaan keping emas terhampar. Di depan mata. Lalu aku pergi. Mencari, menjadi wujud lain.
Mungkin menuju gelar Master Engineering, membuka kursus kecantikan padahal wajah diri buruk, atau menggelandang akibat kalah berjudi. Aku, tanpa dirimu dan mereka. Terkesan ceroboh, tapi kuterima semua ikutan dari pilihan.
Bukan sosial lagi. Aku memburu uang. Kusebut diriku Pemburu Uang. Money hunter.
Pucuk pucuk cemara bergentiyang gentiyung diterpa badai dalam status tak menimbulkan kerusakan. Pipit telah bersembunyi, meneteki dua putrinya. Batu batu masih keras dikunyah gigi manusia. Dan hidup ada yang tetap, tak jarang berubah cepat. Kutangkap satu. Apapun aku terima.
Menuju gelar M.Eng, meski pusing dengan harta.
Mungkin menuju gelar Master Engineering, membuka kursus kecantikan padahal wajah diri buruk, atau menggelandang akibat kalah berjudi. Aku, tanpa dirimu dan mereka. Terkesan ceroboh, tapi kuterima semua ikutan dari pilihan.
Bukan sosial lagi. Aku memburu uang. Kusebut diriku Pemburu Uang. Money hunter.
Pucuk pucuk cemara bergentiyang gentiyung diterpa badai dalam status tak menimbulkan kerusakan. Pipit telah bersembunyi, meneteki dua putrinya. Batu batu masih keras dikunyah gigi manusia. Dan hidup ada yang tetap, tak jarang berubah cepat. Kutangkap satu. Apapun aku terima.
Menuju gelar M.Eng, meski pusing dengan harta.
Post a Comment