Malaikat Menari di Bulan ini
Malaikat-malaikat menari di bulan suci ini. Menaburkan cinta yang berhak ditangkap oleh manusia. Menyajikan kalam-kalam Tuhan yang harus diraih hanya dengan segenap kemampuan. Bukan sebagian.
Antukan kepala memohon sedikit rasa, merajuk para malaikat untuk turun menjejakkan kaki mereka. Bersenda gurau, merasai teh hangat, mengaji bersama dan menceritakan pengalaman mereka di atas sana. Di surga berdekatan dengan Tuhan. Malaikat-malaikat masih berputar di angkasa menakar ketulusan.
Mencari Tuhan. Melepaskan rutinitas yang benar-benar menekan. Manusia sebagian tertidur, selebihnya memuji kehadirat sang Pencipta. Malaikat-malaikat terus berpatroli, menentukan pilihan yang teruji. Bukan para pemalas, tidak penikmat cinta semu.
Langit bertabur bintang, hujan tak menyapa. Malam seribu bulan didamba, sesudahnya ibadah cukup sepintas lalu. Kelanggengan putus di tengah jalan, setelah menerima raport yang penuh hadiah. Malaikat terpikat oleh ketulusan dan menjatuhkan berkardus-kardus bingkisan di kepala sang terpilih. Purna tugas mereka, kembali lagi ke surga mengambil cerita lain. Benarkah orang yang diberi tadi diriku? Jelas tak mungkin.
Malaikat, satu atau dua, aku kembalikan kepercayaan ini. Aku belum mampu.
Antukan kepala memohon sedikit rasa, merajuk para malaikat untuk turun menjejakkan kaki mereka. Bersenda gurau, merasai teh hangat, mengaji bersama dan menceritakan pengalaman mereka di atas sana. Di surga berdekatan dengan Tuhan. Malaikat-malaikat masih berputar di angkasa menakar ketulusan.
Mencari Tuhan. Melepaskan rutinitas yang benar-benar menekan. Manusia sebagian tertidur, selebihnya memuji kehadirat sang Pencipta. Malaikat-malaikat terus berpatroli, menentukan pilihan yang teruji. Bukan para pemalas, tidak penikmat cinta semu.
Langit bertabur bintang, hujan tak menyapa. Malam seribu bulan didamba, sesudahnya ibadah cukup sepintas lalu. Kelanggengan putus di tengah jalan, setelah menerima raport yang penuh hadiah. Malaikat terpikat oleh ketulusan dan menjatuhkan berkardus-kardus bingkisan di kepala sang terpilih. Purna tugas mereka, kembali lagi ke surga mengambil cerita lain. Benarkah orang yang diberi tadi diriku? Jelas tak mungkin.
Malaikat, satu atau dua, aku kembalikan kepercayaan ini. Aku belum mampu.
kamu yakin, yang kamu temui barusan itu malaikat? Bukan setan ato sebangsanya begitu?
BalasHapusMaka aku terbuai, aku terlelap dalam pesona tari selaksa malaikat....... Aku terbangun kala kumandang takbir bergema.
BalasHapusKayanya suster ngesot deh heheehe
BalasHapusIndah mah meragukan kealimanku hahaha
Selamat lebaran, Cak!
BalasHapus