Header Ads

Rindunesia Punya Adik Baru: CINTANESIA

Rindunesia adalah negeri impianku. Aku masih mencari penjelasan jernih, apakah Rindunesia itu tanah kelahiranku atau negeri seberang. Yang pasti, Rindunesia seolah menjadi cermin pikiran bahwa aku merindukan negeri yang sangat menjunjung kemanusiaan. Tak membeda-bedakan warganya, adil bagi semua lapisan masyarakat, dan mempunyai tujuan yang jelas dalam menempuh hidup.

            Keruwetan yang terus saja menekan tubuh negeriku menjadi pelajaran berarti bahwa kita sebetulnya hanyalah sebuah negeri yang kecil. Masih harus belajar dari sejarah kita yang berserakan dan tak terperinci dengan rapih. Semua menyebar dan anehnya dirawat oleh negeri seberang. Semua itu menjadi membuatku prihatin amat dalam. Benarkah semua cerita-cerita masa lalu bahwa negeri ini pernah jaya dengan segala riuh rendahnya?

            Tak perlu berlama-lama dan berlagak sok romantis dengan keluhanku. Satu yang harus kulakukan: Mengatakan pikiran dan perasaanku dengan amat lantang. Itu menjadi rujukan yang paling beralasan untuk ikut membangun negeri Rindunesia. Rindunesia tempat kelahiranku, atau Rindunesia-Rindunesia lain.

            Dan dengan bangga, aku cicipkan kepada Anda hidangan spesial:

            Adik kandung Rindunesia yang mempunyai semangat baru bernama kepedulian sosial tingkat tinggi. Dialah yang menjadi cikal bakal sistem baru di tanah impianku. Mengedepankan semangat perubahan yang membahana dan tak putus asa menerjang keangkuhan. Mari kita sambut dengan gegap gempita, CINTANESIA!

            Gemuruh tepuk tangan diselingi teriakan penyebut nama Tuhan, Cintanesia muncul di atas panggung politik nusantara.

            “Terima kasih atas sambutan gegap gempita Saudara-saudara. Tak lupa penghargaan tertinggi buat kakakku tercinta yang terus mengobarkan semangat merindukan keadilan. Saya sebagai adik kandungnya merasa bangga memiliki kakak seperti dia. Lantang mengucapkan kebenaran, berjuang menegakkan hukum walaupun itu sungguh merusak dirinya sendiri. Saya amat terinspirasi olehnya.”

            Para hadirin yang hadir terkesima akan pidato politik Cintanesia. Meskipun dia masih muda, namun semangat yang ditunjukkannya patut diacungi jempol. Kesan menyembunyikan maksud lain tak tampak dari raut wajahnya. Dia memang ditakdirkan untuk menjadi perintis sebuah pembaruan yang hangat dan tak garang.

            “Saya dan Kak Rindunesia, juga bersama Anda sekalian, berjanji untuk mengubur masa lalu kita yang kelam. Mari menyongsong Rindunesia dengan kepercayaan diri yang tinggi. Negeri impian yang penuh dengan keindahan. Tanpa prasangka dan selalu diselimuti kasih sayang. Cinta adalah tujuan kita. Cinta kepada tanah air dan bermuara kepada Tuhan. Cintanesia menyapa Anda sekalian. Terimalah dan peringatkan saya jika sewaktu-waktu salah langkah terjadi. Teriakkan kata ‘merdeka!’. Merdeka ... merdeka ... merdeka!”

            Pahlawan baru itu telah muncul. Pasangan ganda campuran, Rindunesia dan Cintanesia.

Tidak ada komentar