Tip dan Trik Menjadi Kreatif
Sesungguhnya kesenangan yang kaudapatkan membuat sengsara di kemudian hari. Buatlah sesuatu yang membuatmu selalu tak jinak dalam tidur. Ini lebih baik daripada pikiranmu mengerut karena telah terbiasa oleh rutinitas. Hingga di waktu nanti hidupmu tenggelam karena kau tak berarti.
Kita terlahir dalam ketidakpastiaan dan sudah kodrat manusia mencari kelayakan. Terus diburu dan didamba seluruh insan. Statis adalah puncak dari perjalanan manusia. Malas bergerak, menciptakan robot, dan cenderung menghindari hal yang menuntut berpikir panjang. Jika ini telah terjadi, jauhilah dan berburulah ketidaknyamanan.
Dengannya kita akan kreatif dan menjadi insan yang menonjol. Sekali bernapas, jangan biarkan tertahan di badan. Kau akan tersiksa. Biarkanlah napas itu ke luar dan masuk. Rasakan sentuhannya di seluruh tubuh. Aturlah napas itu. Biarkan ia terus bergerak. Dan biarkan otak merasakan pergerakannya. Menjadi kreatif.
Aku sendiri sih lebih suka kenyamanan dan kemapanan, paling tidak aku bisa menulis tentang kenyamanan dan kemapanan yang ada di sekitarku.
BalasHapusAku gak harus jadi gembel, tidur di emperan toko supaya bisa menulis tentang kemisikinan, kan?
Namun aku juga sadar, "Ia yang tak pernah merasakan lapar, tak pantas bicara tentang rasa lapar."
Untunglah saat ini aku sedang kelaparan maut.
Terserah dirimu saja. Mau eksplorasi dengan menggembelkan diri, boleh. Tak jadi gembel pun juga bisa diterima.
BalasHapusIntinya pengendalian diri. Karena masih banyak janda yang kelaparan.
Anak-anak keleleran di sana-sini (ini kyai Zairuddin apa ya?)
Carilah dirimu dan buktikan bahwa kau bukan asal menguap. Dan hilang ditelan masa. Kutunggu!
Semoga aku adalah ikan tuna yang tak larut diasin laut. Tunggulah.
BalasHapusEmang guwe pikirin ...
BalasHapusJadi putra duyung yang udelnya kelihatan saja sana!
BalasHapusAh, ngga seru, istilah tersebut sudah kadaluwarsa. Bikin istilah baru gih, seperti abege jaman sekarang yang banci penampilan.
Lah balik ke sini. Jadi?
BalasHapus
BalasHapusIya, aku kangen dengan tulisan Almarhum Tuan Editor.... Tu kan, aku jadi sedih.... Huks.... T_T
Udah lah. Editor udah lewat. Sekarang merintis jadi penulis. Woke. Memang ga lagi mberondong 20 brem brem.Tp aku janji beberapa bulan kedepan aku makin ganas n liar. Aku janji.
BalasHapusKamu harus semangat juga ya. Mari berpelukan. Jadi melo gini. Awas Butet!
BalasHapusDisini banyak Butet, kau sukanya boru apa?
Butet yang asli Batak. Yang Jawa sibuk eksyen ngritik d TV. Aku rencana pengin masuk tim dia. Jadi tukang sapu dia dlu gapapa
BalasHapus
BalasHapusGpp, si Butet mau kok berlaki Jawa, tapi namborunya, ompungnya, tulangnya, juga mamak dan bapaknya tak begitu rela putrinya disunting Jawa.... Takut si Butet dipakein blangkon. Atau selingkuh dengan blangkon.
Lah, kan indo ntar. Ga cuma jadi pengacara.
BalasHapusBegitu jga orang Jawa, ga hrus jd abdi bangsa.
Bilangnya gini:
"Njih, jancuk Bah!"
BalasHapusHmmmm....
Kenapa aku merasakan aroma seksual dari kalimatmu tersebut? Bah. Kau memanfaatkan keawamanku untuk mengejekku.
Tanya mas Dono. Buruan
BalasHapus
BalasHapusMas Dono cuti. Mbah Pram udah meninggal. Rumput yang bergoyang? Maaf, aku tak bicara dengan rumput, sedang musuhan.
Ye, mana mungkin sapi musuhan ama rumput. Bisa mati dia, bah!
BalasHapus
BalasHapusDasar badung, orang tampan begini kok dibilang sapi. Nyah kau jauh-jauh, aku tak suka yang berkaki empat.
Aku ga ngomongin kamu. Yang pasti, apapun dirimu itulah dirimu.
BalasHapus
BalasHapusAku adalah Putra Duyung yang....
Ah ga kreatib.
Aku adalah Angin Laut....
Ah kebagusan.
Ya sudah, pandang aku dengan mata burammu.
Prek.
Aku rasa kamu krisis identitas deh. Ayo! Aku berdoa smga badai cpt berlalu. Kaya aku dah bener aja
BalasHapus
BalasHapusHus!!! Sesama krisis identitas, mau jadi apa kita ini?
Jadi Putra Duyung.... Halah.
Kalau aku krisis global.
BalasHapusKedelai jadi naik. Turun jadi keledai.
Aku sekarang udah jadi Dani manusia ikan
BalasHapusKlasik bacaanmu ya Dab.... Sekarang udah susah lho nyarinya....