KAPAN TURUT di OLIMPIADE MUSIM DINGIN?

Mumpung orang orang sedang tersihir oleh pesona Bu Susi sang Menteri Kelautan dan Perikanan yang nyentrik itu, saya melipir untuk memberi sekadar kerlingan mata untuk Pak Imam Nachrawi sang Menteri Pemuda Olahraga kita. Di tengkuk dia, saya selalu tak nyaman menggunakan istilah tanggung jawab berada pada pundak, pemuda pemudi dapat tercerahkan tidak? Terutama bidang olahraga. 

Nah, saya pengin banget bertemu dengan Pak Nachrawi. Tapi kayanya susah sekarang, ya? Secara bos dirinya suka blusuk memblusuk, otomatis menterinya musti mengikuti gaya sang bos. Dalam hitungan hari setelah Pak Jokowi melantik para menteri, Menpora tancap gas menginspeksi berbagai infrastruktur olahraga dan bertemu insan peduli prestasi olahraga. 

Baiklah, saya ada uneg uneg yang dari dulu pengin saya sampaikan pada Pak Andi Mallarangeng tapi saya takut karena nama kami sama. Mau ke Pak Roy Suryo, aduh .... bukannya saya nyinyir pada dia, ya. Saya sadar diri kalau weton kami berbeda sehingga bertemu dengan Pak Suryo malah bikin emosi saya meledak lantas mengunyah kepala si Pak Suryo. Maaf, saya jujur. Jikalau saya kena tuntutan pencemaran nama baik, saya segera minta hukuman tanpa peradilan karena masuk sel berarti makan dan menginap gratis. 

Saya kirim surat ini pada Pak Nachrawi. 

Pak, apa kabar? Mulai sibuk, ya?
Semoga Bapak sehat dan waras selalu.

Begini, Pak. Saya punya pertanyaan atau usul katakanlah jika ada baiknya kita merintis keikutsertaan atlet pada olimpiade musim dingin. Ini nyaris tidak pernah kita pikirkan dari Indonesia merdeka kan, Pak? Padahal ada gula ada semut, ada atlet perempuan ada atlet lelaki, kenapa kita sampai saat ini hanya ikut olimpiade musim panas? 

Apa kita berpikir kita negara bermusim tropis yang tak memiliki salju, Pak? Thailand, Filipina, Timor Leste, bahkan Pakistan telah mencoba mengirimkan atlet olahraga musim dinginnya pada Olimpiade Sochi, Rusia, kemarin! Jangan sampai kita nanti menyesal ketika tahu negara tetangga kita mendapat medali di olimpiade musim dingin berikutnya, Pak! 

Masalah kita belum punya tempat untuk berlatih yang mumpuni, bukankah ada Pegunungan Jayawijaya? Rekrut anak anak yang berpotensi punya daya tangkal hawa dingin super untuk dididik militan di gunung bersalju abadi sana! Sekalian mereka diberi tugas mencermati apakah benar salju di Jayawijaya telah meleleh habis? 

Jika tantangannya konsep pelatihan atlet musim dingin belum ada, ayo kita duduk bersama, Pak. Kita bahas minimal di ruangan yang AC nya kita drop-kan sampai pol. Kudapannya serba serbi es dan sesi istirahatnya kita masuk dalam freezer bareng bareng. Kita akan menjiwai bagaimana olahraga musim dingi itu. Ski, hoki es, biathlon, dan jenis olahraga lain bisa kita mulai rasai sensasinya. 

Wah, saya sekarang sudah membayangkan jika atlet olimpiade musim dingin kita berjaya meski negeri kita tidak bersalju, Pak Nachrawi! 

Sekian surat dari saya. Semoga Bapak berkenan menyimaknya. Salam.