Header Ads

Ironi Man Stadium 3


Untuk urusan super hero, saya memang paling kolot. Anti produk Amerika Serikat deh. Entah kenapa saya lebih suka dengan buatan negeri sendiri seperti Gatotkaca atau Semar. Rasanya, sreg saja mempunyai pahlawan yang sedarah.

Waktu saya kecil, bapak selalu mencekoki saya dengan tontonan Disney. Bapak menganggap usahanya akan mengarahkan imajinasi saya untuk terbang ke negeri nun jauh di Barat sana. Pikirnya, saya sebagai anaknya akan sukses bersama para bule dan bersaing dengan mereka.

'Nang, kau harus bisa terbang kaya Superman!' pesan bapak.

Mati matian saya mencoba terbang. Pakai sarung yang ditali ujungnya ke leher, sayap di punggung saya kibar kibarkan sambil berlarian mengelilingi kampung. "Superman! Superman!". Tak peduli saya dengan cekikikan ibu kampung yang saling mencari kutu rambut di depan rumah.

Atau kali lain, ibu mengajak saya nonton film drama Hollywood di bioskop. Aneh bin ajaib, saya tak mengerti tontonan macam apa yang tampil di layar putih super besar dengan suara speakernya yang mencorongkan tangisan khas Amerika. Koboi yang berpura pura, batin saya.

'Nang, kau harus baik hati seperti aktor di film tadi!' suruh ibu sambil menggamit saya ke luar bioskop.

Sejalan masa, saya kesal bukan kepalang dengan memori masa kecil saya. Amerika Serikat semua yang ada di kepala saya. Hingga saya pun merasa berada di persimpangan jalan; saya Indonesia tetapi bukan. Gaya hidup saya Barat tapi saya orang Timur.

Walhasil, saya berkunjung ke guru spiritual yang ternyata cocok. Ia tidak memberi semacam jimat atau apa, tetapi obrolan dan petuahnya menentramkan hati saya.

'Danie. Babah tak melarang kamu suka sama tontonan Barat. Hero Hollywood. Sah sah saja.' ucap si Babah guru saya. 'Tapi kalau kau pikir itu sudah tak cocok lagi, tinggalkan dan carilah pahlawan negeri sendiri.'

'Bah, apakah ironi ini apakah akan cepat berakhir?' tanya saya. 'Ini sudah tahap ketiga lo, Bah. Sebentar lagi stadium empat akut!'

Babah menarik napas dalam dalam. 'Tergantung kamu, Dan!'

'Baiklah, Bah. Saya akan mencari.'

***

Dan sekarang saya mulai menyukai kisah wayang. Biar dikata katro, nggak gaul, biarlah. Yang penting asyik .... :)

Tidak ada komentar