Header Ads

Kopi Hitam, Lilin, dan Alam Mimpi


Mataku membuka kudapati secangkir kopi hitam dan sebatang lilin tegak di hadapanku. Dan seorang lelaki berkulit gelap, kumis panjangnya menempel di mukanya yang tak bermata. Dari alis sampai dagu mulus. Ia berbaju khas dukun. Hitam.

"Bagaimana bisa aku sampai di tempat ini?" batinku.

Kuamati mulut si dukun, kusebut begitu biar mudah, komat kamit tanpa ada satu kata jelas yang terucap. Wuz, wuz, wez, wez, sambil jemari tangannya menari nari.

Api lilin bergoyang goyang ke kanan dan kiri. Uap di atas cangkir pun tak kalah hebat meliuk liuk. Ditambah dinding ruangan yang banyak poster biduan dangdut yang sudah meninggal, bulu kudukku berdiri.

'Mbah ....'

Belum sempat kalimatku lengkap, si dukun mengangkat cangkir kopi dan meniup lilin sampai mati. Ruangan gelap.

'Kau, minum kopi ini!' suara Mbah Dukun menggelegar. Aku kaget. 'CEPAT!'

Kusodorkan tanganku mencari cari gelas kopi. Lama hingga kulitku menempel sesuatu yang panas. Kuping gelas kucengkeram dan kutarik.

'Minumlah, Nak. Bagus!' kata si Dukun. 'Kopi itu akan membuat kaya.'

'Ya kah?' tanyaku.

'Nggak usah banyak BACOT?! Anak sekarang pintar protes ....'

Biar tidak kena serangan lagi, kuseruput kopi itu. Alamak, asin nian! Bola mataku memutar, lidahku kaku seketika. Tak mampu menelan tapi si dukun mengomando agar aku kuat.

'Itu belum kau hadapi hidup yang sesungguhnya. Kejamnya pertarungan hidup!' bentaknya.

Kupaksa kopi asin ini masuk ke kerongkonganku. Sulit. Aba aba terus si dukun menembus telingaku. Aku telan tanpa pikir panjang, glek glek glek glek, dan pingsan.

Sosok dukun hilang oleh isapan warna gelap yang tebal. Tubuhku berguling guling, otakku koyak, sampai terang mengangetkanku.

'Bangun!' teriak seorang lelaki di atasku. 'Anak malas! Cepat mandi!'

Ia papaku. Kuamati buku buku berserakan di lantai. Cangkir kopi terguling dan bekas lilin ada di sampingnya. Aku ingat, semalam aku begadang merampungkan tugas kuliah.

'Baik, Pa!' kuberjingkat merapikan kamar. Papa ke luar.

'Dasar dukun!' tambahku setelah yakin papa sudah jauh.

_________________________________
Mengobrol teduhlah kita di www.rumahdanie.blogspot.com

Sumber foto: Riezky Ryan

Tidak ada komentar