Header Ads

Si Kenya Teman Memuakkan


Jengkelku sama si Kenya sudah di ujung bibir. Lidahku menjulur julur saking kesalnya. Ingin kuhantam kepala si Kenya hitam itu. Biar kapok, tak lagi mengadaliku, mentang mentang aku lugu dan tak perhitungan masalah duit. Kukasih utang sama dia tanpa pernah kucatat. Ya salahku sendiri sih. Ah, ingin juga kupukul pukul kepalaku dengan tang, atau solder panas panas kutembuskan ke

pipiku. Ah, memang keparat itu Kenya! Sudah tidak bisa diajak berteman .... Kami sudah talak tiga! Tak ada lagi maaf bagiku. Eh, baginya. Kenya busuk!

Kenya Nairobi. Betul, ia asli Afrika. Bukan aku rasis, tapi tak kusangka temanku itu menggunakan warna kulit buat berbuat jahat. Sekali lagi, tak ada niatku mengolok olok seluruh manusia berkulit legam di bumi. Cuma Kenya temanku itu.

'Dan, pinjam uang buat beli sepatu.' Kenya memohon mohon dengan wajah melasnya. 'Maklum, Dan. Aku perantauan jauh. Tak ada sanak kadang.'

Dasar aku tak tegaan, la wong kucing terlindas mobil saja aku menangis tiga hari tanpa henti, apalagi manusia. Kenya kuberi pinjaman 500 ribu. Besar dong. Munafik kalau kata kecil.

Lalu minggu demi minggu ia pinjam. Aku tak punya prasangka apapun. Ikhlas. Tak tahu ya, apa aku kena ajian sirep semacam hipnotis. Semua kuberikan.

Dan rahasia itu terbongkar! Kenya kupergoki.
 
 
Sumber gambar: themeanings.com

Tidak ada komentar