Opera Jawa (2006): Karya Garin Nugroho adalah Indonesia itu Sendiri
Judul Film: Opera Jawa
Sutradara: Garin Nugroho
Penulis: Armantono dan Garin Nugroho
Pemeran: Artika Sari Devi, Martinus Miroto, Eko Supriyanto
Garin Nugroho selalu menampilkan Indonesia dengan sangat jujur. Eksotika negeri disajikan dengan sederhana tanpa mengurangi kualitas cerita. Film garapan Garin tak bisa disangkal lagi, terus menjadi jaminan mutu. Masih ingat dengan film sarat nuansa politik berlatar Aceh pada 'Puisi tak Terkuburkan'? Atau tuturan kehidupan jalanan Jogja di 'Daun di Atas Bantal' yang berkolaborasi sangat kuat bersama aktris berkelas Christine Hakim? Belum lagi Cinta dalam Sepotong Roti, Bulan Tertusuk Ilalang. Garin dan pemikirannya adalah Indonesia itu sendiri.
Ciri khas Garin adalah simbolik, bercitarasa tinggi, bermakna dalam, dan jujur susah dimengerti. Menerjemahkan karya seorang Garin adalah kebebasan. Karena menonton disertai harapan yang muluk terhadapnya tak ubahnya memasung imajinasi dan kekuatan berpikir penontonnya.
Opera Jawa
Ramayana menjadi kisah epos luar biasa yang menembus sekat sekat rasial. Berbagai cerita turunan didasarkan pada cerita karangan Mpu Walmiki dari Negeri Hindustan. Garin Nugroho bersama sineas Austria, dalam rangka peringatan 100 tahun wafatnya musisi besar Mozart, menerjemahkan Ramayana dari sudut pandang budaya Jawa. Tarian, tembang, busana dikolaborasikan sehingga menghasilkan sebuah karya yang sangat spesial.
Siti, Setyo, dan Ludiro menggambarkan Shinta, Rama, dan Rahwana. Dahulu, ketiga bersahabat itu berperan di kisah Ramayana pada pertunjukan di kampung mereka. Sejalan waktu, Siti dan Setyo menikah dan mengurus bisnis gerabah. Namun, Ludiro masih terus mencintai Siti. Dan, datanglah bencana itu: usaha Setyo bangkrut. Ajaibnya, Shinta mulai tergoda oleh Ludiro.
Apa yang spesial dari Opera Jawa? Garin mencoba menggeser pemikiran bahwa Shinta mutlak tak tergoda oleh Rahwana. Pada film ini, kejutan kejutan akan ditampilkan.
Akting yang ditampilkan Artika, Martinus, dan Eko bisa dikatakan bagus. Para seniman juga ditampilkan dengan sangat memesona dalam balutan busana yang eksotis. Selain itu, panorama yang dibidik Garin seakan menunjukkan bahwa Indonesia sangat kaya. Tidak ada alasan untuk kecewa menjadi Indonesia.
Terima kasih teruntuk Mas Garin Nugroho dengan film film berkualitas Anda. Tuhan yang membalas jerihmu, Mas.
Sutradara: Garin Nugroho
Penulis: Armantono dan Garin Nugroho
Pemeran: Artika Sari Devi, Martinus Miroto, Eko Supriyanto
Garin Nugroho selalu menampilkan Indonesia dengan sangat jujur. Eksotika negeri disajikan dengan sederhana tanpa mengurangi kualitas cerita. Film garapan Garin tak bisa disangkal lagi, terus menjadi jaminan mutu. Masih ingat dengan film sarat nuansa politik berlatar Aceh pada 'Puisi tak Terkuburkan'? Atau tuturan kehidupan jalanan Jogja di 'Daun di Atas Bantal' yang berkolaborasi sangat kuat bersama aktris berkelas Christine Hakim? Belum lagi Cinta dalam Sepotong Roti, Bulan Tertusuk Ilalang. Garin dan pemikirannya adalah Indonesia itu sendiri.
Ciri khas Garin adalah simbolik, bercitarasa tinggi, bermakna dalam, dan jujur susah dimengerti. Menerjemahkan karya seorang Garin adalah kebebasan. Karena menonton disertai harapan yang muluk terhadapnya tak ubahnya memasung imajinasi dan kekuatan berpikir penontonnya.
Opera Jawa
Ramayana menjadi kisah epos luar biasa yang menembus sekat sekat rasial. Berbagai cerita turunan didasarkan pada cerita karangan Mpu Walmiki dari Negeri Hindustan. Garin Nugroho bersama sineas Austria, dalam rangka peringatan 100 tahun wafatnya musisi besar Mozart, menerjemahkan Ramayana dari sudut pandang budaya Jawa. Tarian, tembang, busana dikolaborasikan sehingga menghasilkan sebuah karya yang sangat spesial.
Siti, Setyo, dan Ludiro menggambarkan Shinta, Rama, dan Rahwana. Dahulu, ketiga bersahabat itu berperan di kisah Ramayana pada pertunjukan di kampung mereka. Sejalan waktu, Siti dan Setyo menikah dan mengurus bisnis gerabah. Namun, Ludiro masih terus mencintai Siti. Dan, datanglah bencana itu: usaha Setyo bangkrut. Ajaibnya, Shinta mulai tergoda oleh Ludiro.
Apa yang spesial dari Opera Jawa? Garin mencoba menggeser pemikiran bahwa Shinta mutlak tak tergoda oleh Rahwana. Pada film ini, kejutan kejutan akan ditampilkan.
Akting yang ditampilkan Artika, Martinus, dan Eko bisa dikatakan bagus. Para seniman juga ditampilkan dengan sangat memesona dalam balutan busana yang eksotis. Selain itu, panorama yang dibidik Garin seakan menunjukkan bahwa Indonesia sangat kaya. Tidak ada alasan untuk kecewa menjadi Indonesia.
Terima kasih teruntuk Mas Garin Nugroho dengan film film berkualitas Anda. Tuhan yang membalas jerihmu, Mas.
Post a Comment