Header Ads

Dirty Rotten Scoundrels (Frank Oz, 1988): Kitab Suci Lelaki Pemorot

Bersoraklah wahai para Pemorot di seluruh dunia. Lelaki maupun perempuan pemorot. Tanpa kecuali. Karena di film ini, Anda dikultuskan, dipamerkan kepada anak cucu tentang betapa lihai dan jeniusnya Anda. Merampok pundi pundi harta incaran dengan amat elegan. Meski kata ilegal bersanding, tak apalah. Toh ini juga sebuah seni yang patut menjadi apresiasi. Bagi Dewa dewa Pemorot. Tidak hanya Dewa Judi.

Steve Martin dan Michael Caine bertarung akting di film yang bisa dikatakan sebagai Kitab Suci para Pemorot. Disajikan dengan kocak dan cerdas, Dirty Rotten mengisahkan pertaruhan dua lelaki pemorot berbeda aliran dan cara merangsek pertahanan para borju. Meski sama sama bertujuan mendapatkan uang dengan rayuan bergaya gombal bin berbuih buih kata di mulut.

Steve Martin memerankan Freddy Benson:
Karakter porot tokoh ini adalah kacau, semau guwe, terkesan tak berpendidikan, amoral, tak basa basi, dan kampungan.

Michael Cain memerankan Lawrence Jamieson:
Tokoh porot yang satu ini mengemas dirinya menjadi seorang bergaya bangsawan, segala tingkah disama samakan dengan kaum ningrat mulai dari tutur bicara, lagak, dan semua mua gaya yang berkelas.

Cerita mengalir dengan lincah dan menggelitik. Tidak ditampilkan secara membabi buta seperti lakon tanah air saat ini. Ada saat dimana menyajikan pokok permasalan, diselipi dengan guyonan, dan terkadang obrolan serius juga dilontarkan oleh sang sutradara. Film ini sangat menghibur dan penonton serasa tidak ingin meninggalkan bangku karena dipacu untuk bertanya bagaimana akhir dari cerita. Menebak nebak, dipancing, dan diajak untuk berpikir cerdas, itulah kesan paling utama. Jadi jangan beranggapan seorang pemorot adalah manusia hina yang pantas dilenyapkan. Jangan sekali sekali. Karena, dari awal penulis sudah mengatakan jika Pemorot adalah Seniman Ulung.


Penilaian dari segi artistik dan kualitas isi cerita memang tidak diburu dari film ini. Karena segmen atau target penonton ini tidak mengedepankan kisah yang berat seperti film film yang diperlombakan di festival. Ini sekadar hiburan. Film ini layak diberi nilai 8 bintang dari 10.

Meribut di www.rumahdanie.blogspot.com

Tidak ada komentar