Buku catatan itu hilang. Raib tak kuketahui lagi di mana ia berada. Padahal, sudah kusimpan rapat di lemari brangkasku. Bersama dengan uang berlipat lipat dan emas yang kusembunyikan dari karib, tetangga, apalagi keluargaku. Seolah separuh jiwaku terbang, melayang, sekelebat menuju pulau yang penuh dengan jin dan setan. Aku tertekuk di lantai, menyesal mengapa bisa ini terjadi. Buku itu mencatat seluruh hidupku sampai saat ini.

Aku pun bangkit.

‘Tak boleh aku meratapi perginya si buku.’ batinku sebelah kiri berkata. ‘Beli lagi, tulis yang baru. Atau, seingatmu, catatan lalu kau coba reka reka.’

Menuju tempat tidur, aku mengingat ngingat: Kisah apa yang sangat lucu hingga aku terpingkal tak karuan. Atau, cerita paling menyakitkan yang air mata tak mampu lagi dibendung. Ah, semua menjadi kenangan yang sering mengganggu tidurku. Dan juga kehidupanku di sehari hari.

Lalu, aku memutuskan untuk besok membeli tiket kereta. Memesan untuk jangka waktu yang lama: satu minggu. Kumemisahkan diri dari keramaian, pergi meninggalkan rutinitas yang menekan kepala dan jiwaku. Jauh menyepi. Entah nanti di pantai, atau gunung yang bisa menenangkan jiwaku yang gontai.

Kubiarkan atasanku mencari cariku. Meneleponku yang sudah kumatikan. Aku lepaskan seluruh hidupku untuk minggu depan. Selanjutnya, aku muncul dengan diriku yang baru. Tak peduli, atasanku akan marah besar atau malah menyeringai menyambutku dengan tangan yang lebih terbuka.

Andai buku itu masih ada, aku tak akan seperti ini. Tapi sudahlah. Seperti Tuhan yang dengan bijaksana melahirkan dan mencabut nyawa manusia, aku harus merelakan apa yang kudapat dan berpisah dariku. Semua sudah dalam takaran yang sesuai.

Meribut di www.andhysmarty.multiply.com

Terbaru di www.duniasirkusdannie.wordpress.com

Menggaul di www.facebook.com/Dannie.Travolta