Header Ads

Benar dan Salah

Jika kesenangan semata yang mereka bicarakan, saya hanya bisa mengangguk angguk. Mengiyakan dengan simbol tidak dengan perkataan. Berat untuk menyutujui sedangkan hati saya menginginkan sesuatu yang lebih mendasar. Kemajuan dengan rasa prihatin, yang entah kapan akan mewujud menjadi kegembiraan. Saya bergembira, tapi tidak melulu dengan pesta pora.
   Pasti ada yang salah dengan otak saya.
   Menggoes diantara tarikan gas, itu sepertinya salah kaprah.
   Tidur di atas tikar ala Ahmadinejad, salah untuk takaran mahasiswa elit.
   Terlalu banyak merenung, di hamparan celoteh di kafe kafe berbinar, kemungkinan besar salah. Dan untuk sebagian orang tak termaafkan.
   Saya ingin mencari rezeki dengan cara yang tak lazim. Yang pasti halal. Tapi tidak dengan cara mereka. Karena, saya menganggap, mereka sudah dalam tingkatan yang nyaman. Orang nyaman, menurut saya, selalu berkata yang riil, nyata. Dan saya belum bisa menyatakan impian impian yang saya bentuk. Terbang ke angkasa, menjelajah lorong lorong rahasia bawah tanah, atau mencari jam waktu agar saya bisa masuk ke masa lampau, untuk memperbaiki kesalahan saya.
   
Dan sepertinya yang lain, apa yang saya lakukan sekarang, adalah Benar. Benar untuk kehidupan yang lebih baik. Di masa mendatang. Prihatin akan berujung kesenangan abadi, yang bisa diturunkan kepada anak cucu, dan orang orang di sekitar saya. Dan itu butuh kesabaran.
    Semoga ada jalan.



Tidak ada komentar