Header Ads

Rol Rambut Janda Kekar

    "Rambut berengsek! Aku sudah bosan dengan rambut model begini. Percuma aku keluarkan uang ratusan ribu, rebonding sialan ... yang ada malah rambutku rusak, bercabang, jadi merah kayak bule kesasar."
    Janda kekar beranak satu itu mengumpat tak jelas siapa yang dipersalahkan. Salon, toh nota waktu rebonding telah hilang. Menyalahkan diri sendiri, jelas tidak mungkin karena harga dirinya akan ditaruh di mana. Yang salah itu orang lain, sementara diri sendiri adalah kebenaran.
    Dikucek-kuceng rambutnya hingga berantakan. Dia lihat cermin, lumayan enak dilihat. Kesemerawutanlah yang kali ini dia inginkan. Dia sekarang membenci sebuah keteraturan yang kadang mengekang. Tak jelas angin mana yang membuatnya berubah pikiran.
   "Ada rol rambut di sana!" serunya.
   Diambilnya terlebih dahulu sisir dan dirapikan rambutnya. Lantas dia mengambil rol warna merah jambu. Dia buka rol sebelah luar hingga fokus pandangannya ke rol berigi.
   "Aku harus mengembalikan kekeritingan rambutku. Bukankah dulu mas Herman menyukaiku karena rambut keriboku." Dia teringat suaminya.
   Rol sebelah luar diletakkannya di meja rias, tangan kirinya menjumput beberapa helai rambut. Digulungkan rol bergeriginya ke rambut itu, sambil dia menyunggingkan senyuman. Kemudia dia menangkupkan rol sebelah luar hingga dua rol itu menyatu. Dia lalu mengulang kembali pengerolan rambutnya hingga kepalanya penul rol rambut warna-warni.

(Akibat diajak beli makan, kacau-kacau deh ... kemudian, hingga, setelah itu. hehehe)





Tidak ada komentar