Header Ads

SISA BIJAK di MUSEUM KRETEK KUDUS (1)



Sama para perokok, saya benci setengah mati. Dalam pikiran saya, ada segumpal rasa sebal menjurus dendam karena mereka menyebarkan asap rokok yang mematikan orang orang di sekelilingnya. Kami yang tak berdosa ini seakan para pecandu rokok memaksa menghirup asap hingga kanker mengintai kami. Tak cukup mereka menzalimi kami, cermati perilaku hidup para perokok, bisa saya jamin jika mereka suka buang puntung di mana mereka suka. Coba tengok kamar mereka; bau rokok menempel lekat pada baju mereka, abu rokok bertebaran di sana sini, dan masih banyak keburukan yang para perokok dengan amat jelas pertontonkan pada dunia.

Doa apa yang pantas bagi mereka yang mengembus embuskan asap rokok di angkot yang sesak? Hukuman apa untuk mereka yang menghibahkan nikotin pada ibu yang tengah mengandung?

Saya menjawabnya: 'Semoga mereka sadar dan segera beralih mengisap ganja. Ganja lebih privasi dan tak merugikan orang lain.'

***

Sekejap saya berpikir jika pandangan saya yang sangat antirokok apakah mungkin egois, ya? Rokok ialah produk yang sudah rumit untuk sekadar saya kritisi membabi buta. Di situ, ada jutaan manusia yang menggantungkan kehidupan mereka pada industri rokok. Cukai rokok memberi sumbangsih pendapatan negara. Jelas tidak mungkin jika rokok lantas saya pukul rata sebagai produk laknat.

Tak mau berhenti pada pemikiran itu, saya meluncur ke Kota Kudus menyambangi Museum Kretek pada 25 Januari 2015. Dari dulu saya penasaran dengan kota yang terkenal dengan masjid menara kudusnya. Kota ini juga salah satu pusat syiar Islam dengan wali termahsyurnya Sunan Kudus. Apa yang saya dapatkan dari museum itu?

***

Museum bagi saya ialah lumbung pengetahuan. Ini semacam usaha pintas jika kita bosan berselancar lewat baca buku. Mengunjungi museum tak ubahnya belajar sembari piknik. Imajinasi kita akan terlatih menerawang ke mozaik tempo dulu, menemukan keindahan dan kebijaksanaan dari gambaran masa lampau. Ayo, masuk ke Museum Kretek!

Harga tiket masuk museum murah yakni tiga rupiah saja. Bagian muka museum lumayan luas dengan sebelah kanan ada rumah joglo kudus dan area bermain untuk anak anak di sebelah kiri. Pandanglah lurus ke depan, museum kretek beratap limasan khas Jawa Tengah berwarna orange muda, seolah melambai lambaikan tangannya mengajak kita untuk masuk. Ia semacam magnet yang nanti akan mengembarakan imaji kita. Patung perajin rokok kretek tampak gagah dilatari bendera sang saka merah putih.

Tahan dulu keinginan tahu Anda tentang isi museum kretek. Saya rehat sebentar karena belum mengerjakan salat isya. Saya akan berdoa semoga para perokok lebih bijak menikmati kesukaannya itu. Mereka mengisap rokok di ruang khusus atau di Pantai Selatan sembari berharap Nyi Roro Kidul menghampiri dan mempersunting untuk jadi pendamping hidupnya.

***


Tidak ada komentar