BULU TANGKIS di TASIK (2)
Jumat ialah hari badminton kampus. Kabarnya, inilah hari yang ditunggu tunggu karena rasa kesal, bahagia, semua ekspresi akan tumpah ruah di lapangan bulu tangkis kampus. Dosen dan karyawan menyebut sebuah kerugian jika hari Jumat pas tanggal merah. Kalau bisa, mereka pengin tak ada hari libur waktu Jumat.
'Siapa yang ikut badminton, hari Jumat akan diset tidak ada jadwal mengajar.' bocor salah satu dosen senior pada saya.
Insting jahat saya berkedip kedip di otak saya. Itu artinya, Jumat berwujud hari relaks. Sabtu dan Minggu kan libur, nah ditambah Jumat jadi tiga hari santai. Wah, alangkah ini sebuah rezeki yang tidak boleh saya tolak setelah selama sepuluh tahun bekerja sampai larut hanya mengejar sesuatu yang tidak saya nikmati. Syukur saya ucapkan berkali kali.
***
Biar lebih menjiwai saat turun lapangan bertanding pada Jumat perdana, saya mencari cari informasi tentang bagaimana bermain badminton secara baik dan benar. Memang, semasa bekerja di perusahaan kumpulan teman teman sipil, sekarang kandas karena tak solidnya tim akibat perkara duit, saya pernah berlatih badminton selama setahun. Namun, otak tentulah butuh kesegaran informasi. Saya menjelajah internet.
Ada situs yang memberikan wejangan cara bermain badminton yang bagus menurut saya. Isinya seperti ini:
1. Lakukan pemanasan sebelum turun lapangan. Cukuplah di pinggir lapangan. Tidak perlu di dalam kelas ketika dosen lain yang tak gemar badminton sedang mengajar mahasiswanya. Gerakkan badan sampai tak kaku dari ujung rambut ke kaki. Urutlah. Maksudnya, lakukan secara urut bukan urut memijat. Ingat, Anda bukan massage boy melainkan atlet bulu tangkis meski KW ke sekian.
2. Peringatan ini patut Anda camkan. Gunakan peralatan bulu tangkis sendiri. Jangan meminjam teman apalagi kostum badminton. Tidak asyik kalau pinjam kolor teman dan ukurannya kebesaran akan mengganggu pergerakan Anda. Atau, Anda meminjam kostum dari pemain bulu tangkis lain gender? Tidak elit, ah.
Raket sebisa mungkin pakai sendiri. Ini karena jika raket patah, biasanya bagi pebulu tangkis pemula sering adu raket akibat salah komunikasi, hubungan Anda dengan rekan kerja akan renggang. Biasanya akan ada ketidak-enakan seperti ini:
'Maaf, nanti saya ganti, Pak.' ucap Anda.
Teman Anda membalas, 'Ah, sudah tidak apa apa. Santai saja.'
Sangatlah dusta jika rekan kerja Anda ikhlas melihat raketnya patah. Sebagai penyuka bulu tangkis, tetap saja hatinya teriris tahu raket kesayangannya patah. Mau minta ganti rugi malu, tidak Anda ganti bikin dia merana.
3. Tanyakan sistem skor yang rekan rekan Anda sepakati. Apakah sistem 21 atau 15? Biasanya, sistem menang pada angka 15 yang sering dipilih karena lebih lama dan mengasyikkan bagi para pekerja ketimbang 21 yang cepat rampung. Janganlah Anda sok keren dengan mengusulkan sistem 69 menang karena Anda hanya akan dikucilkan dari komunitas bulu tangkis.
4. Anda tidak ingin dehidrasi kan? Tahu dehidrasi itu apa? Iya, adik sepupu transmigrasi yaitu perpindahan cairan tubuh ke udara karena hebatnya aktivitas. Kekurangan cairan pada tubuh harus dihindari dengan mengonsumsi air putih. Ingat, air yang matang, ya.
5. Paling penting dari semua itu ialah nikmati detik demi detik pertandingan Anda. Kalau perlu tertawa, berteriak, atau ekspresi lain silakan saja. Asal jangan berlebihan saja, sih. Jangan sampai suara Anda bergema dalam radius sekian kilo. Relaks dan tunjukkan kedewasaan Anda dalam bermain. Oke?
Begitulah isi website yang mencerahkan saya dan memberi dampak positif. Saya siap berlaga masuk ke kandang Maung Siliwangi. SIAP GRAK!
***
Post a Comment