NADAL vs. DJOKOVIC
Saya gebrak meja sampai kopi tumpah. Jagoan saya Djokovic tumbang di tangan Rafael Nadal dari Spanyol. Beberapa hari sebelumnya, hati saya remuk tatkala melihat si Hitam Manis Serena Williams kandas nggak sampai final, malah blonde dari Negeri Putin~Maria Sharapova yang kampiun, sempurna sudah derita saya.
Malam ini yang paling menyakitkan. Djokovic tidak mampu menahan laju kali ke sembilan Nadal menjuarai Perancis Terbuka. Padahal kurang apa coba? Meski berlainan kewarganegaraan, bahasa, dan agama, saya mendukung total Djokovic. Dalam doa saya, semoga Djokovic yang berperingkat dua dunia sukses melibas Nadal yang sudah dikenal sebagai Raja Tanah Liat.
PERTARUNGAN yang SERU
Sebenarnya, permainan Nadal dan Djokovic ya itu itu saja. Ranking satu dan dua kalau bertanding akan cenderung tegang dan monoton. Berbeda kalau petenis peringkat seratusan melawan Nadal atau Djokovic di final. Tentu lebih membuat jantung berdegup kencang.
Namun saya punya cerita seru dari final Perancis Terbuka 2014. Nadal peringkat satu dan Djokovic kedua. Nama Djokovic yang mirip Jokowi yang kebetulan bernomor capres #2. Ilmu Gotak Gatuk Matuk saya secara naluriah muncul. Pikiran saya:
Jangan jangan, ini kode dari Tuhan siapa yang menang di Pilpres nanti!
Djokovic = Jokowi = 2
Nadal yang berpostur gempal saya mengibaratkan Prabowo yang nomor urutnya sama satu. Djokovic dan Jokowi punya badan kecil tinggi.
Tentang cara bicara, Nadal lebih bombastis atau kalau boleh dibilang ceplas ceplos. Djokovic lebih kalem. Sama bukan karakternya dengan dua capres kita?
Sejam lebih, Nadal pun mengalahkan Djokovic. Akankah sama Jokovi pada 9 Juli nanti kalah dalam laga penentuan pemimpin Nusantara? Sepertinya tidak begitu. Para fans Jokowi akan gaduh membalas serangan serangan dari pendukung Prabowo yang kalap. Iya, pilpres sekarang sangat ramai yang menjurus bullying. Berbeda sekali dari pertarungan dua petenis yang penontonnya tertib saat aksi berlangsung dan hanya bersorak jika bola mati.
Agaknya, kita musti belajar dari peraturan tenis yang meski pendukung bentrok namun tetap terjaga ketertibannya. Okelah, selamat buat Rafael Nadal!
Malam ini yang paling menyakitkan. Djokovic tidak mampu menahan laju kali ke sembilan Nadal menjuarai Perancis Terbuka. Padahal kurang apa coba? Meski berlainan kewarganegaraan, bahasa, dan agama, saya mendukung total Djokovic. Dalam doa saya, semoga Djokovic yang berperingkat dua dunia sukses melibas Nadal yang sudah dikenal sebagai Raja Tanah Liat.
PERTARUNGAN yang SERU
Sebenarnya, permainan Nadal dan Djokovic ya itu itu saja. Ranking satu dan dua kalau bertanding akan cenderung tegang dan monoton. Berbeda kalau petenis peringkat seratusan melawan Nadal atau Djokovic di final. Tentu lebih membuat jantung berdegup kencang.
Namun saya punya cerita seru dari final Perancis Terbuka 2014. Nadal peringkat satu dan Djokovic kedua. Nama Djokovic yang mirip Jokowi yang kebetulan bernomor capres #2. Ilmu Gotak Gatuk Matuk saya secara naluriah muncul. Pikiran saya:
Jangan jangan, ini kode dari Tuhan siapa yang menang di Pilpres nanti!
Djokovic = Jokowi = 2
Nadal yang berpostur gempal saya mengibaratkan Prabowo yang nomor urutnya sama satu. Djokovic dan Jokowi punya badan kecil tinggi.
Tentang cara bicara, Nadal lebih bombastis atau kalau boleh dibilang ceplas ceplos. Djokovic lebih kalem. Sama bukan karakternya dengan dua capres kita?
Sejam lebih, Nadal pun mengalahkan Djokovic. Akankah sama Jokovi pada 9 Juli nanti kalah dalam laga penentuan pemimpin Nusantara? Sepertinya tidak begitu. Para fans Jokowi akan gaduh membalas serangan serangan dari pendukung Prabowo yang kalap. Iya, pilpres sekarang sangat ramai yang menjurus bullying. Berbeda sekali dari pertarungan dua petenis yang penontonnya tertib saat aksi berlangsung dan hanya bersorak jika bola mati.
Agaknya, kita musti belajar dari peraturan tenis yang meski pendukung bentrok namun tetap terjaga ketertibannya. Okelah, selamat buat Rafael Nadal!
Post a Comment