DAMAR yang AKAN TERUS MENYALA
Mangkatnya Prof. Damardjati Supadjar sang filsuf Jawa mengingatkan saya pada Prof. Kuntowijoyo. Mereka sama sama dosen UGM yang saya idolai dan punya karakter kuat dengan pemikiran jernih dan brilian mereka. Salutnya, mereka terus aktif menulis sampai ajal menjemput. Prof. Kuntowijoyo meninggal sudah beberapa tahun lalu, Prof. Damardjati kemarin sore, 17 Februari 2014, akibat pendarahan otak.
Profesor Damar yang berdarah ningrat itu, namun tak pernah menampakkan kebangsawanannya, saya kenal dengan ajarannya yang sangat Nusantara ditambah sikap hidupnya yang sederhana. Ia tak pernah berhenti berkomunikasi dengan orang orang dari segala lapisan lewat buku, artikel, diskusi di radio dan TV. Damar yang berarti cahaya menurut saya berhasil memecah kebuntuan yang kebanyakan masyarakat menganggap filsafat adalah ilmu awang awang. Di tangan Prof. Damardjati, filsafat, Islam, Jawa, dan nilai nilai kemanusiaan menjadi sesuatu yang indah dan lebih cair untuk diperbincangkan kembali.
Kepergiaan Prof. Damardjati merupakan kehilangan luar biasa buat dunia keilmuan di tanah air. Sangat sulit mencari penggantinya dengan pemikirannya yang hebat namun tetap bersahabat di ranah pemikiran orang awam.
Terima kasih, Prof. Damar.
Post a Comment