Ksatria Karna Jadi Alay
'Sebel banget deh sama itu Kunti! Kuntilanak bukan ibuku ....'
Karna curhat padaku di teras rumahku saat hujan deras sore ini. Kutawari ia rokok sama kopi, tapi ia menolak karena sudah dua tahun ini tela
h ia beralih menginang dan minum teh hijau. Matanya kucermati tengah menanggung kegalauan luar biasa.
'Ungkapkan semua kekesalanmu, Na! Aku bisa jaga rahasia kok.' Aku welcome dengan cerita Karna.
'Ciyus? Miapah?' tanya balik Karna.
'Betul.'
Ia lantas seperti sepur yang panjang dan berjes jes saat menceritakan dirinya. Teman temannya sudah menyebutnya dengan "anak jadah haram" yang ia sendiri seumur umur belum pernah makan jadah. Tapi kata haram sudah menunjukkan makna yang menyakitkan.
'Padahal aku anak tertua Pandawa je. Apa nggak nyesek!' Karna berkata penuh emosi. 'Kenapa itu Kuntilanak buang aku?!'
'Hmm, mungkin biar kamu mandiri, Na.' Komentarku.
'Aku bayi, Cuk! Eh, Dan .... Mandiri gimana? Bank kale ....'
'Berpikir positip saja.'
Lanjutnya, Adiratalah sang kusir Kerajaan Hastinapura yang menyelamatkan Karna. Karna langsung bersujud mencium cium lantai terasku. Aku bingung tapi kubiarkan saja.
'Lalu apa rencanamu? Next?' tanyaku.
'Kubunuh Pandawa. Kunti. Semua! Terutama Arjuna akan kucacah cacah kaya daging babi!'
'Lanjutkan!' kusemangati Karna. 'Mati semua kukasih hadiah mug cantik!'
'Ungkapkan semua kekesalanmu, Na! Aku bisa jaga rahasia kok.' Aku welcome dengan cerita Karna.
'Ciyus? Miapah?' tanya balik Karna.
'Betul.'
Ia lantas seperti sepur yang panjang dan berjes jes saat menceritakan dirinya. Teman temannya sudah menyebutnya dengan "anak jadah haram" yang ia sendiri seumur umur belum pernah makan jadah. Tapi kata haram sudah menunjukkan makna yang menyakitkan.
'Padahal aku anak tertua Pandawa je. Apa nggak nyesek!' Karna berkata penuh emosi. 'Kenapa itu Kuntilanak buang aku?!'
'Hmm, mungkin biar kamu mandiri, Na.' Komentarku.
'Aku bayi, Cuk! Eh, Dan .... Mandiri gimana? Bank kale ....'
'Berpikir positip saja.'
Lanjutnya, Adiratalah sang kusir Kerajaan Hastinapura yang menyelamatkan Karna. Karna langsung bersujud mencium cium lantai terasku. Aku bingung tapi kubiarkan saja.
'Lalu apa rencanamu? Next?' tanyaku.
'Kubunuh Pandawa. Kunti. Semua! Terutama Arjuna akan kucacah cacah kaya daging babi!'
'Lanjutkan!' kusemangati Karna. 'Mati semua kukasih hadiah mug cantik!'
___________________________
Post a Comment