Ojek Antar Bintang
Mbah Siti Marsitol dukun tenar. Ia termahsyur berbeda dari Mak Erot yang jago memanjang manjangkan senjata laras pendek, Mbah Marsitol punya kekhasan menjernihkan suara. Banyak biduan dangdut yang berkonsultasi padanya
.
Dan berhasil! Tak hanya suara yang nauzubillah hebring, tapi goyangan
makin ngepot dan trengginas. Satu lagi keahlian Mbah Marsitol: ia bisa
memindahkan manusia dari bumi ke surga.
'Betulan si Mbah bisa mindahin kita ke surga?' tanya Ratna temanku yang lebih tertarik pada "cara" Mbah Marsitol mentransportasi manusia ke surga.
'Kenapa kau tertarik yang itu? Bakat Mbah banyak loh!' kataku.
'Tidak. Aku pengin yang berbau teknologi. Kayanya jarang dukun seperti itu.'
'Baik. Aku ceritakan kali pertama aku menemui dia.'
Ratna merapikan duduknya. Ia bersila, menatapku takzim, dan anteng tanpa berisik.
***
Malam Jumat Kliwon aku mencari cari rumah Mbah Marsitol. Jujur, aku sedang butuh orang untuk membalaskan dendamku. Membunuh mantan kekasihku yang menyelingkuhiku. Sakit hatiku hanya bisa hilang jika ia mati. Kuberburu informasi di internet dan kudapat "Mbah Marsitol: The Best Solution".
'Kula nuwun. Permisi.' Aku menguluk salam. Pintu membuka berderit.
'Sopo kuwi?' jawab sebuah suara perempuan.
'Saya.'
'Danie, ya? Masuk masuk, Nak!'
Kaget bukan main aku. Bagaimana dia tahu aku yang datang?
'Aku tahu dari baumu yang kaya menyan. Sini to, Dan?'
Kurang ajar, batinku. Dia menyamakan aku dengan siluman. Tapi benar juga sih, secara sifatku yang pendendam.
Kakiku menapak lantai rumah Mbah Marsitol, kulit tanganku merasakan angin yang aneh membikin buluku merinding. Jika Anda bertanya bau, jelas mistik. Remang ruangan ini.
'Duduk, Dan!' suruhnya. 'Aku Marsitol yang kau cari.'
Melonjak aku sambil membayangkan mantan pacarku mati bersimbah darah oleh ajian Mbah Marsitol.
Aku duduk. Bola mataku mengejan. Di mana dan seperti apa rupa si Mbah?
PLUK, PLUK.
Tangan menepuk pundakku dan aku menoleh. Ia, ya, ia ... Mbah Marsitol. Ia tua tapi cantik.
'Sudah, sudah, tak usah menyalamiku.' katanya lalu duduk di kursi goyang di depanku.
'Mbah ....'
'Ssst,' potongnya. 'Aku punya solusi terbaik. Bukan membunuh dia, tapi kau yang pergi ke surga. Dengan Ojek Antar Bintang.'
'Ojek Antar Bintang?!' aku bingung.
***
Ratna mengangkat tangannya. 'Terus, Dan?'
Aku mengangkat cangkir teh, kuseruput, dan melempar senyum ke Ratna.
----
'Betulan si Mbah bisa mindahin kita ke surga?' tanya Ratna temanku yang lebih tertarik pada "cara" Mbah Marsitol mentransportasi manusia ke surga.
'Kenapa kau tertarik yang itu? Bakat Mbah banyak loh!' kataku.
'Tidak. Aku pengin yang berbau teknologi. Kayanya jarang dukun seperti itu.'
'Baik. Aku ceritakan kali pertama aku menemui dia.'
Ratna merapikan duduknya. Ia bersila, menatapku takzim, dan anteng tanpa berisik.
***
Malam Jumat Kliwon aku mencari cari rumah Mbah Marsitol. Jujur, aku sedang butuh orang untuk membalaskan dendamku. Membunuh mantan kekasihku yang menyelingkuhiku. Sakit hatiku hanya bisa hilang jika ia mati. Kuberburu informasi di internet dan kudapat "Mbah Marsitol: The Best Solution".
'Kula nuwun. Permisi.' Aku menguluk salam. Pintu membuka berderit.
'Sopo kuwi?' jawab sebuah suara perempuan.
'Saya.'
'Danie, ya? Masuk masuk, Nak!'
Kaget bukan main aku. Bagaimana dia tahu aku yang datang?
'Aku tahu dari baumu yang kaya menyan. Sini to, Dan?'
Kurang ajar, batinku. Dia menyamakan aku dengan siluman. Tapi benar juga sih, secara sifatku yang pendendam.
Kakiku menapak lantai rumah Mbah Marsitol, kulit tanganku merasakan angin yang aneh membikin buluku merinding. Jika Anda bertanya bau, jelas mistik. Remang ruangan ini.
'Duduk, Dan!' suruhnya. 'Aku Marsitol yang kau cari.'
Melonjak aku sambil membayangkan mantan pacarku mati bersimbah darah oleh ajian Mbah Marsitol.
Aku duduk. Bola mataku mengejan. Di mana dan seperti apa rupa si Mbah?
PLUK, PLUK.
Tangan menepuk pundakku dan aku menoleh. Ia, ya, ia ... Mbah Marsitol. Ia tua tapi cantik.
'Sudah, sudah, tak usah menyalamiku.' katanya lalu duduk di kursi goyang di depanku.
'Mbah ....'
'Ssst,' potongnya. 'Aku punya solusi terbaik. Bukan membunuh dia, tapi kau yang pergi ke surga. Dengan Ojek Antar Bintang.'
'Ojek Antar Bintang?!' aku bingung.
***
Ratna mengangkat tangannya. 'Terus, Dan?'
Aku mengangkat cangkir teh, kuseruput, dan melempar senyum ke Ratna.
----
Sumber gambar: go-jek.com
Post a Comment