Jika Juragan "Kedai Qu" Gamang oleh Mendung
Tasikmalaya mendung. Awan kelabu, tidak hitam seperti pantat panci. Reni duduk melamun di meja KedaiQu di siang yang sendu ini. Sekarang pukul 12 siang berbarengan dengan azan shalat Zuhur yang dikumandangkan seorang kakek bersuara cempreng. Astaghfirullah, kita malah menggosip Kakek Muazin. Dosa deh!
'Dewa Hujan sepertinya akan mengamuk hari ini.' ucap lirih Reni sambil mengelus elus dagunya yang tak berjenggot. 'Alamat pelangganku nggak ke sini nih!'
Kedai Qu sebagai warung mie ayam baru tengah menanjak popularitasnya. Menu yang disajikan bercitarasa hebat yang membikin pelanggannya yang kebanyakan pelajar jadi mabuk kepayang dibikinnya.
'Bu Reni, Bu Reni ...,' seru Amalia, ABG SMP berambut poni dan berbehel giginya. 'Resep masakan sini apa sih, Bu? Saya jadi ketagihan!'
Reni menarik napas dalam dalam. Dalam hatinya, ia tak pengin membocorkan rahasia perusahaan. Namun ia mendapat semacam bisikan gaib dan berkata:
'Ibu memasaknya dengan cinta dan kasih sayang!' ucapnya.
'Betulan, Bu?' tanya Amalia meyakinkan.
Reni mengangguk, bokong ia goyangkan sembunyi sembunyi, dan menyengir mulutnya namun ia tahan.
'Gimana sih ini malah mendung .... Mana cucian belum diangkat sama Ricky!' gerutu Reni yang tidak biasa ia melakukannya. Ricky ialah karyawan Kedai Qu yang gesit meskipun ia dan Reni 11 12 dalam urusan postur. Mereka kembar siam lain ibu.
'Ricky ....' teriak Reni. Kebetulan pelanggan belum datang. Ricky berlari tergopoh gopoh sembari menaikkan kolornya yang melorot terus. Pusarnya tampak melotot seksi.
'Ada apa, Tuan Putri.' kata Ricky berjongkok sambil menata kembali napasnya. Reni meminta karyawannya itu untuk memanggil 'Tuan Putri' agar berkesan Drama Korea.
'Bagaimana ini cuaca tidak mendukung kita! Kau punya kenalan dukun atau peramal cuaca?' ucap Reni serius.
'Tidak, Tuan Putri.' jawab Ricky. 'Untuk apa, Tuan Putri?'
'Biar tidak hujan lah, Rick .... Anak anak biar ramai ke sini.'
Muka Ricky mendadak memerah. Ia tak suka dengan perkataan bosnya yang ingin memakai jasa dukun cuaca.
'Tuan Putri, maafkan saya kalau salah. Kita tidak sepantasnya mengundang dukun cuaca agar pelanggan ke sini. Tidak bersyukur sama Tuhan kita, Tuan Putri ....'
Sontak Reni seperti dihantam meteor hingga badannya remuk redam. Ia lupa jika dirinya punya Tuhan yang menciptanya.
'Oh, Ricky ....' Mata Reni berkaca kaca tanpa berniat melompat dan memeluk Ricky karena mereka bukan suami istri. 'Kau telah mengingatkanku. Hatur nuhun nya!'
'Sami sami, Tuan Putri.'
Dan Tasik kembali cerah. Anak anak mulai berdatangan dan masuk ke Kedai Qu dengan wajah berbinar mereka. Reni merasakan betapa kuasa Tuhan sangat besar hari ini. Keluhannya tak berarti lagi berganti semangat melayani para ABG yang tertawa ngakak bersama cerita mereka.
______
Sumber gambar: Kedai Qu, Tasikmalaya--Jl. Sukarindik 1A Tasikmalaya
Post a Comment