Home
/
gelanggang mahasiswa UGM
/
hanuman
/
Novel bukan
/
Pertanyaan pertanyaan Seputar Sosok Hanuman
Pertanyaan pertanyaan Seputar Sosok Hanuman
Tarikan napas dalam dalam kulakukan saat membayangkan
Hanuman. Bagiku, ia spesial. Meski asli berasal dari Tanah Hindustan, cerita
tentangnya merambat melintas samudera dan sampai di Nusantara tanpa pertumpahan
darah. Tanpa eyel eyelan, klaim, atau apapun yang memperselisihkan keberadaan
si Hanuman. Kera Ajaib itu sudah milik Bumi, seruku.
Kekagumanku pada Hanuman sangat beralasan karena
ayahku jika marah, tahu aku malas malasan, menyebut diriku 'Dasar, Anak Kera!'.
Melonjak hatiku sekaligus terkekeh. Kalau begitu, ayah adalah seekor monyet
dong. Dan selalu kujawab letupan amarah ayah dengan: 'Sendika dhawuh, Yah. Ya,
Ayah.'
Lalu aku berkenalan dengan Kisah Ramayana. Kelas 1 SD mungkin. Saat teman
temanku masih ingusan dan hanya tahu film kartun impor dari Negeri Jepang, aku
sudah tahu berbagai khasanah cerita dari negeri lain. Ramayana salah satunya.
Hanuman yang membuatku takjub tak terperi.
'Wow. Dia melebihi Superman!' Dari kostumnya saja sudah ketahuan betapa bego si
pahlawan USA itu. Hanuman meski kera tapi mengenakan pakaian yang luar biasa
nyeni.
Dan kuingat waktu itu ibu guru mata pelajaran Sejarah bertanya pada murid
muridnya:
'Anak anak, sebutkan tokoh atau pahlawan idola kalian!'
Satu persatu murid maju. Ada yang menyebut Presiden Soekarno. Wajar karena si
bapak satu itu sangat jos. Terus, perutku sakit akibat ngakak saat Rini,
temanku yang bertubuh besar, menyebut ia menggemari Ibu Kita Kartini yang ia
sebut punya trauma jadi TKW di masanya.
Giliranku tiba. Aku pun menceritakan tentang Hanuman menurut versiku.
'Hanuman sebetulnya agen ganda, Bu! India dan Indonesia.' jelasku.
Mata bu guru Sejarahku melotot. 'Kok bisa?'
'Dia mempertemukan dua budaya yang jauh oleh laut tanpa kekerasan. India dan
Indonesia jadi sahabat.' terangku.
'Begitukah?'
'Tapi, Bu. Saya masih penasaran dengan kehidupan pribadi Hanuman. Apakah dia
seorang manusia biasa yang menyamar jadi kera? Apakah istana Rahwana yang
dibakar betul betul terjadi atau Hanuman bersepakat dengan Rahwana mengarang
cerita saja? Lalu Shinta. Apakah dia murni perempuan baik?'
'Stop, stop, Danie. Kau tuliskan saja. Besok ibu tunggu!'
Tantangan ibu guru Sejarah lama tidak kupenuhi. Dan malam nanti akan kumulai
dengan sebelumnya kutonton cerita Hanuman di Gelanggang Mahasiswa UGM. Pukul
tujuh malam.
_________________________
Mari mengobrol di teras www.rumahdanie.blogspot.com
Tarikan napas dalam dalam kulakukan saat membayangkan
Hanuman. Bagiku, ia spesial. Meski asli berasal dari Tanah Hindustan, cerita
tentangnya merambat melintas samudera dan sampai di Nusantara tanpa pertumpahan
darah. Tanpa eyel eyelan, klaim, atau apapun yang memperselisihkan keberadaan
si Hanuman. Kera Ajaib itu sudah milik Bumi, seruku.
Kekagumanku pada Hanuman sangat beralasan karena
ayahku jika marah, tahu aku malas malasan, menyebut diriku 'Dasar, Anak Kera!'.
Melonjak hatiku sekaligus terkekeh. Kalau begitu, ayah adalah seekor monyet
dong. Dan selalu kujawab letupan amarah ayah dengan: 'Sendika dhawuh, Yah. Ya,
Ayah.'
Lalu aku berkenalan dengan Kisah Ramayana. Kelas 1 SD mungkin. Saat teman temanku masih ingusan dan hanya tahu film kartun impor dari Negeri Jepang, aku sudah tahu berbagai khasanah cerita dari negeri lain. Ramayana salah satunya. Hanuman yang membuatku takjub tak terperi.
'Wow. Dia melebihi Superman!' Dari kostumnya saja sudah ketahuan betapa bego si pahlawan USA itu. Hanuman meski kera tapi mengenakan pakaian yang luar biasa nyeni.
Dan kuingat waktu itu ibu guru mata pelajaran Sejarah bertanya pada murid muridnya:
'Anak anak, sebutkan tokoh atau pahlawan idola kalian!'
Satu persatu murid maju. Ada yang menyebut Presiden Soekarno. Wajar karena si bapak satu itu sangat jos. Terus, perutku sakit akibat ngakak saat Rini, temanku yang bertubuh besar, menyebut ia menggemari Ibu Kita Kartini yang ia sebut punya trauma jadi TKW di masanya.
Giliranku tiba. Aku pun menceritakan tentang Hanuman menurut versiku.
'Hanuman sebetulnya agen ganda, Bu! India dan Indonesia.' jelasku.
Mata bu guru Sejarahku melotot. 'Kok bisa?'
'Dia mempertemukan dua budaya yang jauh oleh laut tanpa kekerasan. India dan Indonesia jadi sahabat.' terangku.
'Begitukah?'
'Tapi, Bu. Saya masih penasaran dengan kehidupan pribadi Hanuman. Apakah dia seorang manusia biasa yang menyamar jadi kera? Apakah istana Rahwana yang dibakar betul betul terjadi atau Hanuman bersepakat dengan Rahwana mengarang cerita saja? Lalu Shinta. Apakah dia murni perempuan baik?'
'Stop, stop, Danie. Kau tuliskan saja. Besok ibu tunggu!'
Tantangan ibu guru Sejarah lama tidak kupenuhi. Dan malam nanti akan kumulai dengan sebelumnya kutonton cerita Hanuman di Gelanggang Mahasiswa UGM. Pukul tujuh malam.
_________________________
Mari mengobrol di teras www.rumahdanie.blogspot.com
Post a Comment