Hidden Place: Memburu Kekayaan Rahasia Negeri
Menyusuri gang gang sempit. Di antara perkampungan kumuh, padat warga. Meminta permisi kepada ibu ibu yang tengah berguncing sambil mencari kutu rambut. Dan melewati kerumunan bocah yang takjub atas kehadiran kita yang bersih dan wangi. Lalu, menunduk ketika para bapak memandang curiga. Meneruskan perjalanan, misi rahasia, dengan pertanyaan pertanyaan yang musti dijawab. Secepat mungkin.
Ini adalah tempat orang kebanyakan, dan aku tengah mencari keajaiban. Menemukan benda yang sangat berharga. Kabar mengatakan: Tempat ini Menyimpan Rahasia Terbesar Kekayaan Negeri.
Lupakan emas, atau berlian sekalipun. Ia berton ton sudah dikirim ke negeri seberang. Menggunakan pesawat yang resmi, atau diselundup selundupkan oleh turis tak murni berakal dengan dokumen yang dibuat buat bersama anak negeri yang sialan. Di perkampungan kumuh ini, semakin dalam aku semakin mengendus. Terus ke lorong lorong gelap. Dengan dinding dinding yang rapat. Yang tak diketahui oleh intelejen negara paling cerdik pun. Karena, informasi yang aku kumpulkan langsung dari mulut mulut warga. Tidak seperti aparat yang memain mainkan data, memuaskan keingintahuan dan kedunguan atasannya.
'Di sana Pak. Terus saja.' jawab seorang kakek yang kutanya di mana tempat itu.
'Nanti kalau sudah sampai blok A. Bapak ke sana.' remaja putri menunjuk.
Seorang ibu yang menggendong anaknya berkata, 'Ayahku dulu menemukan sesuatu di sana, Mas!'
Aku berterima kasih sebesar besarnya. Merundukkan badan, mengucap selamat tinggal. Tanpa harus memberi imbalan kepada mereka. Karena itu mendidik untuk berlaku manja.
Selanjutnya kumemburu. Mengumpulkan berita sekecil pun. Dan sendiri. Aku tak ingin telinga telinga berkerak mendengar ini. Karena itu berbahaya. Bisa bisa lepas seluruh rahasia, dan naga naganya bangsa lain menyerobot. Harus ekstra waspada.
Meribut di www.andhysmarty.multiply.com
Ini adalah tempat orang kebanyakan, dan aku tengah mencari keajaiban. Menemukan benda yang sangat berharga. Kabar mengatakan: Tempat ini Menyimpan Rahasia Terbesar Kekayaan Negeri.
Lupakan emas, atau berlian sekalipun. Ia berton ton sudah dikirim ke negeri seberang. Menggunakan pesawat yang resmi, atau diselundup selundupkan oleh turis tak murni berakal dengan dokumen yang dibuat buat bersama anak negeri yang sialan. Di perkampungan kumuh ini, semakin dalam aku semakin mengendus. Terus ke lorong lorong gelap. Dengan dinding dinding yang rapat. Yang tak diketahui oleh intelejen negara paling cerdik pun. Karena, informasi yang aku kumpulkan langsung dari mulut mulut warga. Tidak seperti aparat yang memain mainkan data, memuaskan keingintahuan dan kedunguan atasannya.
'Di sana Pak. Terus saja.' jawab seorang kakek yang kutanya di mana tempat itu.
'Nanti kalau sudah sampai blok A. Bapak ke sana.' remaja putri menunjuk.
Seorang ibu yang menggendong anaknya berkata, 'Ayahku dulu menemukan sesuatu di sana, Mas!'
Aku berterima kasih sebesar besarnya. Merundukkan badan, mengucap selamat tinggal. Tanpa harus memberi imbalan kepada mereka. Karena itu mendidik untuk berlaku manja.
Selanjutnya kumemburu. Mengumpulkan berita sekecil pun. Dan sendiri. Aku tak ingin telinga telinga berkerak mendengar ini. Karena itu berbahaya. Bisa bisa lepas seluruh rahasia, dan naga naganya bangsa lain menyerobot. Harus ekstra waspada.
Meribut di www.andhysmarty.multiply.com
Post a Comment