1 x 24 jam celana dalam masih menggantung di kamar mandi? Dimusnahkan.
Hidup di kos musti berjiwa besar. Tidak hanya harus menerima beda ras, tapi juga beragam keganjilan yang dipertontonkan masing masing kami. Dan kami menyadari itu. Bersepakat jika beragam adalah berkah yang amat indah.
Aku angkatan tua. Lulus paling lama. Ya, karena masalah idealitas sahaja. Beda pandang dengan dosenku keparat. Tarik ulur, goyang kanan kiri, kaya usaha penjajakan pacaran saja. Tapi, aku tidak hilang kepercayaan diri di muka adik adik kos. Justru aku semakin hari bagaikan kesetanan. Menyusupkan pemikiran. Dipakai syukur, tidak aku tak menyesal. Kuanggap pelampiasan rasa kesalku kepada PAK DOSEN bermuka penuh bisul.
'Hidup itu harus bersemangat Adik adik.' aku mulai berceramah.
'Ah, Abang semangat gitu?' protes Budi, jurusan akuntansi 2010.
'Wah iya dong. Meski sudah 7 tahun kuliah, aku pantang menyerah.'
'Sip deh Bang.'
***
Ajaran ajaranku mulai diserap sempurna. Mulai belajar kreatif, mencari tambahan uang jajan, memorot dompet teman terkaya buat makan enak, datang ke resepsi nikahan, dan macam macam.
Tapi yang tak aku sukai terjadi juga:
"Ada anak yang suka menggantung celana dalam kotor di kamar mandi."
Beuh, bukan ajaran asliku. Kayanya mereka bereksplorasi. Melenceng sudah. Dan anehnya, tiap hari ada saja celana dalam. Aneka bentuk, ukuran, dan warna warna mencolok. Mereka pikir kamar mandi adalah panggung sandiwara? Okelah.
Kupasang peringatan. Kadang aku berlaku lembut bin ngemong, tapi sewaktu dibutuhkan, aku galak.
'1 x 24 jam celana dalam masih menggantung, dimusnahkan!'
Dimasukkan ke tempat sampah.
Pelan pelan aku selidik. Siapa yang tidak sopan melakukan itu.
Awas ya!
Post a Comment