Politik Indonesia Bukan TAI BABI, Sayang.
Jika engkau menganggap politik adalah kotoran busuk yang layak disingkirkan, aku menerima. Mutlak pendapatmu, karena ucapmu adalah tuhanmu. Bila kau menganggap ikhtiar para politikus hanyalah bualan belaka, aku menghargai. Aku menyadari engkau juga anak bangsa yang layak mencorongkan ide ide brilianmu. Pendapat besarmu. Tapi tolong ... rangkai kata katamu, kemukakan dengan santun. Karena Tuhan mengajari kita bahasa yang indah, emosi yang selalu bisa diperbaiki selama kita hidup. Jangan tunjukkan kurangnya kedewasaanmu dalam berpikir dengan adil.
Ikhtiar bukanlah Jaka Badung yang membuat Candi Seribu dalam semalam. Kurang satu bukan? Tak sempurna berlaku pada manusia. Tapi jika usaha para politikus sudah engkau beri label TAI BABI, tak bijaksana dirimu. Politik memang kejam, tapi ia akan memiliki seni di tangan orang yang baik. Mengapa kau apatis?
Aku dulu bersikap sama denganmu. Tapi kini tidak. Karena dalam hatiku masih tersimpan rasa yakin. Yakin jika kelak politik Indonesia akan berkembang ke arah yang mantap. Hanya masalah waktu saja. Apakah engkau sabar wahai Teman?
Ikhtiar bukanlah Jaka Badung yang membuat Candi Seribu dalam semalam. Kurang satu bukan? Tak sempurna berlaku pada manusia. Tapi jika usaha para politikus sudah engkau beri label TAI BABI, tak bijaksana dirimu. Politik memang kejam, tapi ia akan memiliki seni di tangan orang yang baik. Mengapa kau apatis?
Aku dulu bersikap sama denganmu. Tapi kini tidak. Karena dalam hatiku masih tersimpan rasa yakin. Yakin jika kelak politik Indonesia akan berkembang ke arah yang mantap. Hanya masalah waktu saja. Apakah engkau sabar wahai Teman?
Post a Comment