Tak Sengaja Kurampok Uang Rakyat: Pengakuan Mantan Anggota Dewan
Masa bodoh dengan dunia. Harta sudah kukantongi, kumasukkan ke deposito bank. Bunga-berbunga cukup menanggung kehidupan tiga puteraku. Isteriku juga sudah pasti tersenyum puas sepanjang hidupnya. Selama hampir dua puluh tahun mengabdi menjadi perwira tentara, hidupku memasuki masa keemasan.
Aku anak kampung yang dahulu tak bercita-cita tinggi. Hanya ucapan kecil, meraih lintang langit, yang sekarang terwujud tiba-tiba. Ayah ibuku tak pernah memedulikan pendidikanku. Kakak-kakakku yang bersikeras agar aku lebih tinggi bersekolah. Si bungsu yang gemar berolahraga, itulah aku.
Menjadi tentara adalah profesi yang oleh warga kampung dianggap sebagai capaian tertinggi. Salam tunduk, aneka pujian mengalun menyejukkan hati. Tak satupun remaja kampung yang tak bercita-cita menjadi tentara. Jika tidak semua kemegahan tak akan mungkin direguk. Harga diri dengan sendirinya lepas begitu saja. Tentara adalah jaminan mutu meraih semua, seluruh, tanpa terkecuali.
Andai ayah dan ibu di alam sana tahu, mereka pasti malu melihat kesuksesanku ini.
Aku anak kampung yang dahulu tak bercita-cita tinggi. Hanya ucapan kecil, meraih lintang langit, yang sekarang terwujud tiba-tiba. Ayah ibuku tak pernah memedulikan pendidikanku. Kakak-kakakku yang bersikeras agar aku lebih tinggi bersekolah. Si bungsu yang gemar berolahraga, itulah aku.
Menjadi tentara adalah profesi yang oleh warga kampung dianggap sebagai capaian tertinggi. Salam tunduk, aneka pujian mengalun menyejukkan hati. Tak satupun remaja kampung yang tak bercita-cita menjadi tentara. Jika tidak semua kemegahan tak akan mungkin direguk. Harga diri dengan sendirinya lepas begitu saja. Tentara adalah jaminan mutu meraih semua, seluruh, tanpa terkecuali.
Andai ayah dan ibu di alam sana tahu, mereka pasti malu melihat kesuksesanku ini.
Post a Comment