Header Ads

Perlahan Kau Memenjarakanku

Perlahan kaumemenjarakan hatiku. Tak sadar kau telah membuatku terpasung. Kau ingin aku bersamamu, dalam diammu, dalam heningmu yang bisu. Tubuhku ingin kau satukan dengan dirimu. Hingga tak mampu lagi kumengepakkan sayap. Memoles sayap imajinasiku untuk meretas asa menyinggahi dunia seberang.

“Jangan kau lakukan itu. Itu tabu, tak boleh disentuh. Berakibat mala untukmu!”

Kau selalu berteriak seperti itu. Memohon dengan tatapan sadis agar kumenghentikan semua tindakanku. Agar aku diam seperti dirimu. Melamunkan diri di dalam kenyataan hidup yang benar-benar gelap. Sampai mayatku usang tak terurus karena kau berpaling.

Tak ingin diriku menjadi insan yang berlagak suci. Aku bukan dirimu yang terus memantau kelakuan, dari mulai mata melihat mentari sampai tertutup karena mendung langit. Itu hanya berlaku bagi dirimu. Aku bukan dirimu. Dan tak sudi aku berlagak seperti dirimu. Tak peduli sebesar apa takaran moralmu, dan aku tak perlu menunjukkan sebesar apa tanggungjawab moralku. Kita makhluk terpisah yang tak berhak menentukan satu sama lain. Jadi kumohon jangan masukkan diriku menjadi dirimu. Aku ingin bebas dan kau berpaling saja dariku.

Aku hanya menuruti hati nurani, meneriakkan sesuatu yang mungkin dihadapanmu berarti kemunafikan. Tapi aku berusaha untuk tidak memberi ajaran sesat bagi diriku sendiri. Bahwa kita memang berbeda dan tak mungkin sama. Itu yang lebih indah, dibandingkan hanya meneriakiku “Sastra Binal tak tahu moral”.

            Setidaknya aku mencoba mendobrak kekangan dalam diriku yang selama ini berada di tempat jenuh. Tolong hargai pemikiranku, jangan kekang diriku, lupakan aku. Menjadi lebih baik bagiku, bersih jiwamu, dan putih jalanmu menuju surga. Bukankah itu yang kau kehendaki? Berada di tempat megah dengan ucapan manis tapi membunuh. Menembakkan peluru ke pelipis orang-orang yang kau anggap sesat. Menurutmu dan mengikuti jalan pemikiranmu yang belum tentu sama denganku.

            Kumemohon lupakan aku secepatnya, sebelum otakmu meledak oleh kata-kata busukku!

 

 

 

Tidak ada komentar