Negeri yang Miskin Pejuang-pejuang Kemanusiaan
Kesombonganku ternyata seperti ucapan tanpa isi. Tak berhak diriku menasbihkan bahwa akulah yang paling unggul. Semua menutup mataku hingga kumenjadi orang yang angkuh dan tak mengakui ada cahaya benderang di ujung dunia. Merekalah yang berjuang tulus menegakkan tiang-tiang kemanusiaan. Bukan seperti diriku yang terus saja berkutat dengan hal pribadi yang serasa tak pernah terpuaskan. Aku lupa ada sebagian orang yang tetap optimis di tengah terjangan carut-marut dunia.
Aku belajar dari para pejuang kemanusiaan yang tak memedulikan siapa yang dibelanya. Agama adalah hak istimewa yang dipegang sepenuhnya oleh Tuhan. Manusia hanya bisa berlomba-lomba mengisi bumi ini dengan menaburkan benih kemanusiaan.
Hatiku masih buram jika disandingkan dengan hati para pejuang kemanusiaan. Semoga aku bisa menyerap kilau mereka yang cemerlang. Semoga.
Post a Comment