Inilah Syarat-syarat menjadi Novelis Kelas Dunia (Tidak Sekadar Penulis Jago Kampung)
Novelis membutuhkan stamina yang kuat. Tak boleh kelelahan di saat cerita memuncak, dan tak boleh lengah sedetik pun. Orisinal cerita mutlak diperlukan, tapi yang paling penting adalah niat baja untuk menyelesaikan sebuah tontonan. Imajinasi pembaca akan dipertaruhkan dan nama penulis akan meluap jika tak mampu membangun kisah.
Pembaca adalah raja, tapi penulis adalah Raja Diraja. Tak ada penulis yang tak egois. Semua harus pasrah kepada sang pencipta lakon. Karena itu kepandaian penulis dalam bertutur harus membuat pembaca serasa terisap masuk ke dalam cerita. Ini sungguh tak mudah. Banyak penulis yang merasa dirinya jago tapi sesungguhnya ceritanya dangkal dalam esensi. Membaca, membaca, dan membaca adalah syarat mutlak dan modal awal bagi calon penulis.
Memang semua adalah proses. Tapi sekali mengudara, nama adalah taruhannya. Alam akan menyaksikan seberapa serius kita menancapkan diri sebagai penulis. Membagi cerita bukanlah sebuah profesi cadangan di saat kita lelah dan buntu di pekerjaan utama. Bukan dan sangat tidak baik jika dilihat anak cucu kita. Mereka tidak akan pernah angkat topi buat kita. Jadi tetaplah bermimpi dengan cerita terkuatmu. Jangan pernah menjadi penulis yang seumur hidup berkata “ini sebuah proses”. Matilah kalian di tengah jalan.
Cepat, lambat, memuncak, jatuhkan, dan aneka ritme mutlak dikuasai penulis. Mempermainkan emosi pembaca adalah syarat kelulusan menjadi penulis. Terserah bagaimana menciptakan konsepnya, terserah masing-masing penulis. Yang pasti, pelajarilah satu karakter insan dan amati fluktuasi emosinya. Pasti tidak datar bukan?
Insan membutuhkan cerita. Kisah diciptakan penulis dengan jiwa dan hati. Bukan dari mesin uang. Jika berpikir menulis adalah profesi pencetak uang, maka berlarilah ke laut dan teruslah melangkah ke depan. Terus, terus, dan akhirnya kau dimakan hiu. Jadilah penulis yang bermental baja dan tak peduli apa kata penerbit. Tuhan akan memberikan jaminan kehidupan bagi kalian. Kaya adalah sebuah konsekuensi, bukan tujuan.
Selamat menulis dan jadilah penulis yang bijak.
Diskusi yang menarik ^^
BalasHapusJadi, kalau menarik trus digimanain (ini kok penulisannya aneh ya?!)
BalasHapusdigimanakan
dibagaimanakan
ga enak semua
Mbuh lahhhhh......
BalasHapuspucing yaaaaa
BalasHapusminum jahe panas gih ....
Bandrek susu? Yum.
BalasHapusKe Australia Barat saja
BalasHapussoooookkkkk .... tak jamu wis!
Aku pengen makan batagor dengan saus keju, di Aussie Barat ada gak?
BalasHapusAda ... ntar kubuat ya ...
BalasHapusMakannya ama John Howard ...
Berhubung dia lagi istirahat jadi PM