Kenapa kau tolak lamaranku, Marlina? (Buka-bukaan A la Artis Sinetron Rindunesia)
Aku memohon maaf, dan jika perlu akan kuteteskan darah agar kau mau memberikan maafmu. Asal kau mau menjadikanku teman hidup yang abadi. Bukan sebagai suntinganmu yang kelak kau nikahi. Maafkan aku mengucapkan ini di saat-saat terakhir. Terpaksa kulakukan ini agar kau tak kecewa di kemudian hari. Aku bukan apa-apa dibandingkan orang-orang yang memikat hatimu. Sungguh aku bukan mereka.
Kau besar di mataku. Pancaranmu menyilaukan dan membuatku tak mampu melihatmu. Aku sadar seberapa besar kemampuanmu. Hingga kuyakin tak mampu mendampingimu. Kuyakin kau akan menyesal bila menginginkanku menjadi suntinganmu. Aku takut mengecewakan dirimu.
Biarlah aku sendiri tanpamu. Tolong ucapkan satu perkataan yang menandakan kau setuju melepasku. Aku akan berjuang mencari jalan lain dan menemukan kekasih lain. Dan kau juga semoga menemukan kekasih lain yang lebih baik dariku. Aku ikhlas menerima kenyataan ini. Aku sadar aku bukanlah siapa-siapa. Sepenuhnya yakin, kau tak mampu kudampingi.
Aku tak mampu lagi mengucapkan kalimat lain. Tolong, lepaslah aku meninggalkanmu. Aku rela dan akan mencari penggantimu.
Post a Comment