Buruh Migran Mencakar Penguasa (Awut-awutan)
“Kumohon Bapak berlaku adil terhadap kami!” Gelandangan berucap santun.
“Turunkan, turunkan, atau kau kupancung!” jerit ibu-ibu PKK.
“Jangan jadikan rakyat sebagai tameng kehancuran ekonomi ini!” ucap standar ahli ekonomi.
“Layakkah kami diombang-ambingkan dengan situasi tak menentu ini, Penguasa?” teriak lantang mahasiswa.
“Penguasa bejat tak tahu otak. Baru saja harga bensin naik, sekarang dinaikkan lagi!” Gerutu pedagang bensin eceran.
“DIAM kalian semua! Kalian hanya bisa ngebacot. Kami sudah kehabisan akal. Mengurus bangsa ini sama halnya dengan masuk ke dalam kuburan bernama KARMA!” balas Penguasa Tiran.
Mengapa waktu pelantikan kau tersenyum dan membuat pesta perayaan? Dan, keluhanmu telah basi bersama ketidakpercayaan rakyat. Selamat menikmati keindahan yang kauimpikan.
Post a Comment