Catatan Perjalananku: Bumi Borneo
Iringan musik yang menghentak, bersemangat, dengan ritme tak biasa, membuat ketiga gadis itu semakin tenggelam dalam tariannya. Pelan-pelan aura magis merayap ke seluruh ruangan pertunjukan. Asap dupa mulai membumbung hingga membuat para penonton bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Memang itulah tarian Rangkong. Tangan ketiga penari itu menyandang semacam bulu-bulu. Digerakkan naik turun seiring gerakan tubuh mereka. Aku menangkap bahwa tarian itu menandakan kesedihan tiga ekor rangkong kecil. Sepertinya mereka bersaudara dan ditinggal mati induknya. Sungguh malang benar nasib mereka. Mereka belum mengenal dunia. Belum terbiasa jauh dari induknya.
Mereka terus mengepakkan sayap di tengah lautan asap dupa, yang sepertinya merupakan asap di angkasa. Tiga gadis yang juga tiga burung rangkong kecil itu belajar terbang. Belajar mencari jati diri mereka. Tanpa bantuan sang induk lagi.
Post a Comment