Header Ads

Toni si Polisi Salah Gen: Terselip Kebaikan dalam Bisnis Prostitusi



Angelina mempersilakan Toni, Gundah, dan Gulana mampir. Sekujur tubuh tiga polisi itu panas dingin secara mereka masih unyu tak pernah sedikitpun berbuat aneh. Gundah yang paling ribut, menarik narik kaos Gulana mengajak mundur pulang. Toni, ia tenang dan memberi isyarat kedua temannya untuk menerima tawaran Angelina.

'Ingat dosa, Ton! Dia penyebar penyakit!' kata Gundah dengan bibirnya menahan nahan ucapannya.

'Hush!' Bentak Toni. 'Prasangkamu kebablasan. Kita belum mengenal Angelina kan?'

'Kalau kita kenal, ketagihan!' Gundah semakin ganas.

Gulana tampak kebingungan. Untuk saat ini, ia netral dan diam. Angelina tampak memuntir muntirkan ujung rambutnya.

'Ayo!' letus Angelina dalam suara mendesahnya.

'Ke mana?' tanya Toni.

'Ke WC nyebokin saya!' seru Angelina lalu tertawa. 'Ya ke pos saya. Kita diskusi lah.'

Gundah pasrah ketika Toni melangkah maju mengikuti Angelina yang berjalan geal geol kaya angsa.

***

Toni terkejut setengah hidup. Matanya membelalak seperti telur ceplok. Bulu tangannya merinding, tengkuknya pula. Gundah dan Gulana tak kalah jatuh takjub.

Posko Angelina ternyata berkumpul para perempuan berbagai usia tengah bersila mengaji. Ada yang tua tampak dari tubuhnya yang gembrot, usia tiga puluhan yang matanya kenes, juga beberapa pria mengenakan peci dan baju koko.

'Mereka semua mantan pramunikmat!' Angelina mengenalkan anak buahnya. Seorang perempuan di bawahnya melempar selembar kain pada Angelina yang mengenakannya sebagai jilbab.

'Ini bukan rumah bordil?' tanya Toni serius. 'Malah forum pengajian?'

Angelina menarik napas dalam dalam. 'Dulu iya. Sekarang ... Anda lihat sendiri, saya menyulap para perempuan dan pria nakal jadi baik.'

'Wah nggak seru! Operasi kita gagal!' Gulana berkata.

'Apa yang Anda bilang?' Angelina bertanya.

'Operasi bisul saya, Tante.' Jawab Gulana.

Toni mengisahkan semua itu padaku dengan antusias. Saat bertemu Angelina yang ia sangka germo dan bukan, pandangannya serasa jungkir balik. Kembali, prasangka kerap membutakan. Apa yang ia pikir buruk belum tentu jelek sepenuhnya.

'Jadi, apa cerita selanjutnya, Mas Toni?' tanyaku.

'Gantian kamu, Mas Danie! Katanya kamu mau cerita petualanganmu bareng teman capoeira waktu ke Pantai Seruni!' pinta Toni.

'Oh siap!'

'Luncurkan kapalmu, Mas Danie!'

TAMAT

~~~~~~~

Mengobrol teduhlah kita www.rumahdanie.blogspot.com

Tidak ada komentar