SILIWANGI RANGERS BERAKSI!
Beneran kalau Pak Rektor Unsil tahu tulisan ini, saya akan dipanggil dan disemprot habis habisan. Saya pasti dikasih wejangan berentetan dan meminta saya tak mengulang tindakan konyol memasarkan Siliwangi Rangers pada khalayak. Dalam letusan amarah orang orang senior kampus, saya tertunduk lesu, melafalkan istighfar, dan pulang dalam langkah gontai.
'Apa saya salah berlaku seperti ini?' batin saya dalam perjalanan pulang ke kos. 'Saya sangka kreatif, tapi apresiasinya buruk ternyata!'
Beberapa minggu lalu, kepala saya pening karena memikirkan bagaimana saya musti menempatkan diri di kampus. Saya terbiasa berpikir bebas dan mewujudkan imajinasi. Bahasa kerennya memantik kreativitas otak dengan tindakan di luar kotak bahkan menganggap kotak tak ada dan saya membuat sesuatu. Sekarang, saya berada di lingkungan kampus yang pastinya penuh dengan prosedur waktu melakukan kegiatan.
'Gimana dong, Teh Ren?'
Ceritanya, saya curhat pada sahabat saya. Sudah langganan kalau saya pusing, buntu pemikiran, akan mengotak Teh Renny. Sebetulnya, si teteh hanya menampung sosoran saya. Dia mendengar, mengangguk, dan menunggu saya sendiri punya solusi.
'Ah, jadi dosen tidak harus kaku. Biarkan usaha kreatifmu mengiringi prosesmu menjadi dosen!' kata Teh Renny.
Gilang bukan kepalang saya. Benar juga ya kalau dosen tidak boleh terpaku pada rutinitas kampus. Kalau jadi dosen yang standar hanya bolak balik kampus, banyak yang bisa melakukannya. Terus saya musti bikin sesuatu pembeda apa?
***
Eksperimen baru saja saya mulai. Tetap saja saya ketar ketir jika saja ide ide saya kebablasan. Namun, saya menebalkan niat dan berpikir jika kreativitas saya semoga tetap dalam koridor keUnsilan yang bisa memecah kebuntuan.
Selain saya menyolidkan tim CPNS baru Unsil, saya membikin grup yang obrolannya tidak basa basi melainkan cair dan memberi inspirasi. Berbincang a la dosen tidak harus membuat kening berkerut kerut. Nama grup saya ambil: Siliwangi Rangers. Sebenarnya saya berkesan memaksakan gagasan. Tapi sudahlah ketimbang waktu habis untuk mendiskuksikan nama label grup.
Kenapa saya menyadur Power Rangers?
Itu karena power rangers pakai helm yang tak menampakkan wajah mereka dalam membela keadilan. Saat menyapu para begundal perongrong bumi, power rangers ikhlas tak ingin diri mereka dikenal khalayak.
Selain itu, power rangers pakai sarung tangan hampir sesikut kan? Itu tandanya mereka islami. Saat bersalaman dengan bukan muhrim tak mau beradu telapak tangan yang berujung getar getar cinta merasuk lewat kulit menghantam hati. Pas sekali bukan dengan semangat religius Tasik?
Warna warni pendekar power rangers menunjukkan kita tak harus menyeragamkan banyak hal. Bebaslah kita berekspresi dalam memajukan kampus. Memang ada beberapa poin yang mengharuskan kita dalam kesatuan seperti taat aturan kampus. Selebihnya, mari lejitkan masing masing potensi kita yang beragam!
Siliwangi Rangers sudah ada di Bumi Tasik. Slogan kami: Dari Priangan Timur Menuju Dunia siap kami pertaruhkan. Tak ada lagi jiwa jiwa pemalu yang cengeng. Sekarang hanya ada kepercayaan diri dilandasi kemampuan akademik dan soft skill yang mumpuni. Saatnya Unsil satu baris dengan UGM, ITB, UI, Unpad, dan kampus lain. Bahkan, kami akan menyalip mereka! Selamat tinggal!
'Apa saya salah berlaku seperti ini?' batin saya dalam perjalanan pulang ke kos. 'Saya sangka kreatif, tapi apresiasinya buruk ternyata!'
Beberapa minggu lalu, kepala saya pening karena memikirkan bagaimana saya musti menempatkan diri di kampus. Saya terbiasa berpikir bebas dan mewujudkan imajinasi. Bahasa kerennya memantik kreativitas otak dengan tindakan di luar kotak bahkan menganggap kotak tak ada dan saya membuat sesuatu. Sekarang, saya berada di lingkungan kampus yang pastinya penuh dengan prosedur waktu melakukan kegiatan.
'Gimana dong, Teh Ren?'
Ceritanya, saya curhat pada sahabat saya. Sudah langganan kalau saya pusing, buntu pemikiran, akan mengotak Teh Renny. Sebetulnya, si teteh hanya menampung sosoran saya. Dia mendengar, mengangguk, dan menunggu saya sendiri punya solusi.
'Ah, jadi dosen tidak harus kaku. Biarkan usaha kreatifmu mengiringi prosesmu menjadi dosen!' kata Teh Renny.
Gilang bukan kepalang saya. Benar juga ya kalau dosen tidak boleh terpaku pada rutinitas kampus. Kalau jadi dosen yang standar hanya bolak balik kampus, banyak yang bisa melakukannya. Terus saya musti bikin sesuatu pembeda apa?
***
Eksperimen baru saja saya mulai. Tetap saja saya ketar ketir jika saja ide ide saya kebablasan. Namun, saya menebalkan niat dan berpikir jika kreativitas saya semoga tetap dalam koridor keUnsilan yang bisa memecah kebuntuan.
Selain saya menyolidkan tim CPNS baru Unsil, saya membikin grup yang obrolannya tidak basa basi melainkan cair dan memberi inspirasi. Berbincang a la dosen tidak harus membuat kening berkerut kerut. Nama grup saya ambil: Siliwangi Rangers. Sebenarnya saya berkesan memaksakan gagasan. Tapi sudahlah ketimbang waktu habis untuk mendiskuksikan nama label grup.
Kenapa saya menyadur Power Rangers?
Itu karena power rangers pakai helm yang tak menampakkan wajah mereka dalam membela keadilan. Saat menyapu para begundal perongrong bumi, power rangers ikhlas tak ingin diri mereka dikenal khalayak.
Selain itu, power rangers pakai sarung tangan hampir sesikut kan? Itu tandanya mereka islami. Saat bersalaman dengan bukan muhrim tak mau beradu telapak tangan yang berujung getar getar cinta merasuk lewat kulit menghantam hati. Pas sekali bukan dengan semangat religius Tasik?
Warna warni pendekar power rangers menunjukkan kita tak harus menyeragamkan banyak hal. Bebaslah kita berekspresi dalam memajukan kampus. Memang ada beberapa poin yang mengharuskan kita dalam kesatuan seperti taat aturan kampus. Selebihnya, mari lejitkan masing masing potensi kita yang beragam!
Siliwangi Rangers sudah ada di Bumi Tasik. Slogan kami: Dari Priangan Timur Menuju Dunia siap kami pertaruhkan. Tak ada lagi jiwa jiwa pemalu yang cengeng. Sekarang hanya ada kepercayaan diri dilandasi kemampuan akademik dan soft skill yang mumpuni. Saatnya Unsil satu baris dengan UGM, ITB, UI, Unpad, dan kampus lain. Bahkan, kami akan menyalip mereka! Selamat tinggal!
Post a Comment