Header Ads

MENGAWAS UJIAN


Budaya kampus menunjukkan seperti apa mahasiswa cetakannya. Selama berada di kawah candradimuka kampus, mahasiswa digembleng mandiri dan bertanggungjawab atas apa yang ia raih baik dari segi akademis maupun keterampilan pendukungnya. Muaranya, mahasiswa mampu bersaing di tengah persaingan antar lulusan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Universitas Siliwangi Tasikmalaya yang baru saja berubah statusnya menjadi negeri tak mau ketinggalan dari kampus lain di Nusantara. Usia pendiriannya sekarang memasuki tiga dasawarsa yang berarti telah memiliki budaya kental yang bisa kita simak secara kasat mata. Sebagai pendatang baru, saya mencatat ada satu hal menarik.

Mahasiswa saat menempuh ujian wajib mengenakan seragam; kemeja putih lengan panjang, dasi lidah panjang, bercelana atau berrok hitam, dan bagi mahasiswi yang berhijab memakai warna hitam. Tidak seperti kampus saya dahulu, kami bebas mengenakan kostum asal kemeja dan bersepatu tidak bersandal.

'Seragam putih hitam diwajibkan ke mahasiswa karena mengurangi kemungkinan kostum pengawas sama dengan mereka. Biar nggak malu!' kelakar saya dengan seorang ibu tata usaha saat mengawas ujian.

Informasi yang saya dapat menyebut jika yayasan pemilik Unsil tempo dulu kebanyakan purnawirawan TNI yang mengedepankan kedisiplinan termasuk cara berpakaian. Bagus juga, batin saya. Selain biar kompak, saya menilai memakai seragam akan meminimalisir mahasiswa berbuat curang saat ujian. Kok bisa begitu?

Bayangkan jika ada beberapa mahasiswi mengenakan kostum berwarna ngejreng, dandanan menor, jelas akan merusak konsentrasi mahasiswa lain dan pengawas yang matanya jelalatan. Seragam juga mengajari mahasiswa efisien karena selama ujian bisa pakai baju itu terus tanpa mereka cuci. Kalau baju bau busuk, itu bisa jadi strategi mengacaukan otak mahasiswa yang pintar sehingga nilainya tidak jauh meninggalkan yang standar.

Dalam pengawasan yang ketat namun relaks, saya mengamati gerak gerik para mahasiswa. Ah, ingatan zaman kuliah waktu ujian dan tak siap menempuhnya menyeruak lagi!


Tidak ada komentar