SEJARAH MODIF a la ABG
Tak biasanya, Tante Agnes yang biasanya ramah dan renyah tertawanya sore tadi uring uringan. Ia yang saya kenal sebagai guru IPS sebuah SMP negeri di Tangerang berkarakter menyenangkan dan hangat mendadak bak singa terkena tetanus karena kakinya kena jebakan para pemburu biadab.
'Anak anak zaman sekarang bikin saya puyeng?!' Tante Agnes membanting penanya di antara lembaran hasil ujian anak anak didiknya.
Saya yang sedang main bersama Russel, anak semata wayangnya, bangkit menuju Tante Agnes.
'Wonten punapa, Bulik? Ada apa, Tan?' tanya saya dalam bahasa Jawa super halus menandakan watak khas Janaka. Sering saya tak konsisten memanggil Tante, Bulik, kadang Aunty.
Tante Agnes mengambil satu lembar kertas ujian dan mengulurkan pada saya.
'Cermatilah, Dan!' ucap Tante Agnes dalam suara parau yang wajahnya mengguratkan kekecewaan mendalam. 'Saya gagal mendidik anak anak!
***
Ini tentang pelajaran sejarah yang saya sendiri tak begitu menyukainya. "Sejarah tak pernah adil dan takdir mengatakan ia selalu berpihak", itulah yang membuat saya tak memasukkan "sejarah" ke hati saya. Biar hambar saja tak masalah.
Saya menggeleng gelengkan kepala saat membaca hasil ujian Sejarah salah satu murid Tante Agnes bernama: Ridwan. Begini saya cuplikkan sebagian.
Pertanyaan (T): 'Apa yang menyebabkan Bangsa Barat menjajah Nusantara?'
Ridwan menjawab (J): Sudah jauh hari, mereka iri kenapa Tuhan memberi bangsa kita pigmen kulit gelap. Terutama cokelat yang menandakan kerja keras di iklim Tropis yang kaya sinar matahari. Kulit putih rentan eksim penyakit kulit ganas
Selanjutnya, pertanyaan yang Tante Agnes kasih lebih detail.
(T): 'Apa semboyan penjajahan Bangsa Barat?'
(J): 3G. Bukan simbol sinyal, Bu Agnes yang baik. Juga bukan Gold, Glory, and Gospel. 3G yang ini adalah:
G, Gembira. Bangsa Barat tidak sekali sekali berniat jahat menjajah. Mereka mencari sahabat, datang dengan wajah gembira.
G, Goyang. Mereka tahu jika orang orang Nusantara berbakat seni luar biasa. Apapun bisa kita lakukan. Paling spesial urusan goyang. Hampir seluruh suku punya budaya menari. Goyang. Bangsa Barat ingin belajar pada kita.
G, Great. Sebenarnya, saya ingin menjawab dengan "gempor", Bu Agnes. Tapi itu tidak mencerminkan siswa berbudi pekerti luhur. Great, Bu. Bangsa Barat pengin banget bekerjasama biar jadi sahabat yang great. Hebat!
'Racun ini, Tan?!' seru saya sambil melempar kertas.
'Terus saya harus bagaimana?' Tante Agnes meminta masukan. 'Semua jawaban anak anak tipenya kaya begitu! Mereka memodif sejarah menurut mereka sendiri!'
Saya tak tahu harus menjawab apa. Buntu.
'Anak anak zaman sekarang bikin saya puyeng?!' Tante Agnes membanting penanya di antara lembaran hasil ujian anak anak didiknya.
Saya yang sedang main bersama Russel, anak semata wayangnya, bangkit menuju Tante Agnes.
'Wonten punapa, Bulik? Ada apa, Tan?' tanya saya dalam bahasa Jawa super halus menandakan watak khas Janaka. Sering saya tak konsisten memanggil Tante, Bulik, kadang Aunty.
Tante Agnes mengambil satu lembar kertas ujian dan mengulurkan pada saya.
'Cermatilah, Dan!' ucap Tante Agnes dalam suara parau yang wajahnya mengguratkan kekecewaan mendalam. 'Saya gagal mendidik anak anak!
***
Ini tentang pelajaran sejarah yang saya sendiri tak begitu menyukainya. "Sejarah tak pernah adil dan takdir mengatakan ia selalu berpihak", itulah yang membuat saya tak memasukkan "sejarah" ke hati saya. Biar hambar saja tak masalah.
Saya menggeleng gelengkan kepala saat membaca hasil ujian Sejarah salah satu murid Tante Agnes bernama: Ridwan. Begini saya cuplikkan sebagian.
Pertanyaan (T): 'Apa yang menyebabkan Bangsa Barat menjajah Nusantara?'
Ridwan menjawab (J): Sudah jauh hari, mereka iri kenapa Tuhan memberi bangsa kita pigmen kulit gelap. Terutama cokelat yang menandakan kerja keras di iklim Tropis yang kaya sinar matahari. Kulit putih rentan eksim penyakit kulit ganas
Selanjutnya, pertanyaan yang Tante Agnes kasih lebih detail.
(T): 'Apa semboyan penjajahan Bangsa Barat?'
(J): 3G. Bukan simbol sinyal, Bu Agnes yang baik. Juga bukan Gold, Glory, and Gospel. 3G yang ini adalah:
G, Gembira. Bangsa Barat tidak sekali sekali berniat jahat menjajah. Mereka mencari sahabat, datang dengan wajah gembira.
G, Goyang. Mereka tahu jika orang orang Nusantara berbakat seni luar biasa. Apapun bisa kita lakukan. Paling spesial urusan goyang. Hampir seluruh suku punya budaya menari. Goyang. Bangsa Barat ingin belajar pada kita.
G, Great. Sebenarnya, saya ingin menjawab dengan "gempor", Bu Agnes. Tapi itu tidak mencerminkan siswa berbudi pekerti luhur. Great, Bu. Bangsa Barat pengin banget bekerjasama biar jadi sahabat yang great. Hebat!
'Racun ini, Tan?!' seru saya sambil melempar kertas.
'Terus saya harus bagaimana?' Tante Agnes meminta masukan. 'Semua jawaban anak anak tipenya kaya begitu! Mereka memodif sejarah menurut mereka sendiri!'
Saya tak tahu harus menjawab apa. Buntu.
Post a Comment