Header Ads

Seorang Muslim di Misa Natal (Bagian Terakhir)


'Bagimu agamamu, bagiku agamaku.'

Ayat terakhir Surat Al Kafirun Qur'an berdengung di telingaku. Aku terus berkata "astaghfirullah" kencang di dalam hati berharap Allah mengampuniku jika aku salah berada di gereja. Seorang ibu jemaat Katholik di sampingku tak kalah, ia berdoa khusyuk terpejam sambil memutar mutar rosario. Tak sempat tadi aku menyapa dan meminta izin duduk padanya karena pikiranku yang semrawut.

Misa Natal telah dimulai dengan seorang romo, para pembantunya, dan bocah lelaki sebanyak, aku lupa, ke luar masuk gereja. Kuperhatikan asap mengepul dari wadah yang dibawa si bocah. Pikiranku melayang tak ubahnya adegan ini seperti petapa membakar menyan.

Bayu ada di dalam gereja mengambil gambar. Aku tak tahu percis tempat ia memotret. Kelakarku dalam hati, semoga Bayu kuat mental dan tidak jatuh pingsan kejang kejang berbusa mulutnya karena ia juga kali pertama masuk gereja.

'Bay, sial perutku mulas nih!' ucapku cerewet dalam hati.

Ibu di sampingku melirikku. Sekilat aku kaget dan berpikir ia menjerit jerit tahu aku berbeda agama. Kukesiapkan pikiran burukku dan kubertanya:

'Si bocah itu apa, Bu? Saya Muslim jadi ndak tahu.' tanyaku.

Bermula ucapan 'oh', si ibu bercerita panjang lebar ritul agamanya. Aku bertanya ini dan itu, ia menjawab fasih.

'Anda dari mana?' tanya si ibu.

Pengin rasanya aku menyebut asalku Kahyangan, mengaku seorang bidadara, atau seorang reporter harian 'Toleransi'. Tapi nuraniku menyuruh aku jujur jika sedang mengantar teman yang memotret misa.

'Mas Bayu juga Muslim. Kami sekadar ingin memperluas cakrawala berpikir.' kataku.

'Oh bagus bagus. Tidak jadi problem, Mas.' ucap si ibu. 'Keluarga besar kami juga ada Muslim. Kami rukun.'

Berbincang ngalor ngidul, aku memastikan apakah pertanyaan pertanyaanku mengganggu si ibu. Ia menjawab tidak karena tengah jaga ruang P3K. Ia sangat ramah, aku membalasnya dengan kesopanan.

Hampir dua jam, Misa Natal rampung dan Bayu ke luar gereja. Aku pamit ke ibu di sebelahku menghampiri Bayu.

'Mas Danie, ayo kita makan sate kambing!' seru Bayu.

Kuberbisik di telinganya, 'Bukan sate anjing atau babi kan?'

Bayu menyikutku dan kami terbahak.

TAMAT

________________________
 

Mengobrol teduhlah kita di www.rumahdanie.blogspot.com
Sumber gambar: victorynewsmedia.com

Tidak ada komentar