Pasty, Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Bagian Pertama)
Minggu pagi yang cerah setelah semalam Dewa
Hujan mengamuk. Bangun kesiangan, komplotan yang kami sebut 'Pendekar Tahan
Bacok' meluncur ke Pasty tempat aneka satwa dan taman hias dijual.
'Pasar apa sih itu?' seruku sambil mengucek ucek mataku yang lengket.
Awalnya aku ogah ogahan dan sudah membayangkan pasar hewanitu jelek dan bau kotoran. Lagipula aku punya trauma saat usia delapan tahun diterkam seekor anjing sampai kepala dan tanganku babak bundas.
'Ayolah, Mas Danie!' bujuk Rohiya temanku. Namanya mirip dengan Suku Rohingya di Burma yang dibantai habis oleh Pemerintah Myanmar. Ia teman akrabku yang dewasa. 'Jangan ke Pasar Beringharjo terus. Lama lama kamu jadi mbok mbok!'
'Oke!' teriakku. 'Kalau aku pingsan di sana kau yang tanggung jawab, Roh!'
Rohiya mengulum senyum dan menghambur ke luar kamarku memanasi motornya di garasi. Ia sudah mandi sedangkan aku malas cuma berganti celana pendek langsung menghampiri Rohiya.
'Kamu ndak mandi, Mas Danie?' tanya Rohiya.
'Mandi hanya buat mereka yang takut cibiran orang!' seruku galak.
'Baiklah. Kita berangkat!'
'Awas kalau bikin aku kecewa!'
Kami berdua meluncur mengendarai motor Rohiya. Pikiranku masih tertambat di kencan semalam dengan kekasihku. Kubonceng Rohiya dengan lesu.
(Bersambung)
________________________
Mengobrol teduhlah kita di www.rumahdanie.blogspot.com
Sumber gambar: Daniera
'Pasar apa sih itu?' seruku sambil mengucek ucek mataku yang lengket.
Awalnya aku ogah ogahan dan sudah membayangkan pasar hewanitu jelek dan bau kotoran. Lagipula aku punya trauma saat usia delapan tahun diterkam seekor anjing sampai kepala dan tanganku babak bundas.
'Ayolah, Mas Danie!' bujuk Rohiya temanku. Namanya mirip dengan Suku Rohingya di Burma yang dibantai habis oleh Pemerintah Myanmar. Ia teman akrabku yang dewasa. 'Jangan ke Pasar Beringharjo terus. Lama lama kamu jadi mbok mbok!'
'Oke!' teriakku. 'Kalau aku pingsan di sana kau yang tanggung jawab, Roh!'
Rohiya mengulum senyum dan menghambur ke luar kamarku memanasi motornya di garasi. Ia sudah mandi sedangkan aku malas cuma berganti celana pendek langsung menghampiri Rohiya.
'Kamu ndak mandi, Mas Danie?' tanya Rohiya.
'Mandi hanya buat mereka yang takut cibiran orang!' seruku galak.
'Baiklah. Kita berangkat!'
'Awas kalau bikin aku kecewa!'
Kami berdua meluncur mengendarai motor Rohiya. Pikiranku masih tertambat di kencan semalam dengan kekasihku. Kubonceng Rohiya dengan lesu.
(Bersambung)
________________________
Mengobrol teduhlah kita di www.rumahdanie.blogspot.com
Sumber gambar: Daniera
Post a Comment